Jumat, November 27, 2009

KESEMPATAN TERAKHIR

"Udah berapa surat yang lu kirim buat Derril. Min?" TanyaWindi. Seorang sahabat Mina. Derril adalah salah satu personil group band Cofee N Tv yang di idolakan Mina. Bukan hanya itu dia sangat memimpikan seorang Derril si penabuh drum itu.
Mina seperti mengingat-ingat berap surat yang sudah dia kirimkan kepada Derril dan satu pun tanpa balasannya.
"Lima belas surat. " Sahut Mina. Dia menutup amplom surat lalu memberikannya pada seorang petugas kantor pos. Windi hanya mengeleng-gelengkan kepala sambil berdecak heran.
"Kilat khusus Dek?" Tanya seorang petugas pos tadi.
"Iya pak, kilat khusus." Mina mengeluarkan uang lima ribu rupiah. Uang itu dari hasil sisa uang jajan yang dikumpulkannya selama satu minggu. Petugas kantor pos itu memberikan tanda bukti pengiriman surat kilat khusus pada MIna dan dia menyimpannya di sela-sela bukunya.
"Apa sih yang lu harapin dari surat-surat yang lu kirim ke Derril?" Tanya Windi.
"Gue cuna pengen Derril tau...gue ada untuk dia....kalo yang muluk sih gue berharap bisa ketemu dan di peluk sama dia....Atau jadi pacarnya?" Mina bergurau sambil tersenyum membayangkan itu lalu dua sahabat itu naik angkot yang membawa mereka pulang.
Mina seorang gadis kelas tiga SMU, dia dilahirkan dari keluarga dengan hidup yang sangat prihatin. Mina hanya memiliki seorang Ibu, Ayahnya meninggal sejak dia masih kecil, semenjak itu ibunya tidak pernah menikah lagi. Ibunya bekerja sebagai tukang cuci dan menyetrika pakaian anak-anak kost yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Mina membatu Ibunya mencuci
atau menyetrika pakain yang kadang di bawa kerumah, dikerjakannya setelah dia selesai pulang sekolah. dari situlah dia dan Ibunya membiayai hidup, untuk makan dan sekolah MIna.
setiap malam di kamar berukuran kecil, Mina sering bermimpi tentang Derril sang idola... Beberapa

Selasa, November 24, 2009

Aku...

Aku gelisah di ujung malam.. Cahaya bulan menyala dalam impian tapi tak kunjung nyata ku raih... Aku berpikir Hidup yang ku tempuh Apakah seindah alir air? Aku berpikir,apakah hidup yang ku jalani berakhir di titik ini? Malam datang Malam pergi Seperti jam berdentang... Rahmat atau kutukan? Kerinduan yang mengendap di dalam hati.. Karna diri mu hanya bayang-bayang yang tak dapat ku sentuh namun batin tak lelah menunggu.... -rumah keong- 150609 -twul-

bukan berarti....

Bukan karna kita belum pernah bertemu atau di pertemukan. Yang jelas kita terpisah jarak dan waktu dan bukan berarti berhenti saling mengingat berhenti saling perduli.. Bukan berarti semuanya di awali dengan jabat tangan.. Bukan berarti pertemanan tidak bisa di jalani.. Yang pernah ada tak akan hilang.. Yang tak pernah bertemu di pertemukan.. Yang pernah hilang di pertemukan kembali.. Dari sini semua berawal... untuk para kepompong Twul -rmh keong-

PenyemangatKu...

Duduklah, wahai penyemangatku.. Di sini, embun pelipur dahagaku. Di hati antara sakit dan lupa.. Ku biarkan kau sematkan rembulan. Seperti cahaya menerangi duka ku. Dari jauh ku rasakan hadirmu menghapus sedihku. Biarkan pagi kembali dan malam menghilang.. Tak usah kau sering menoleh padaku.. Karna diam-diam.. Aku mengendapkan rindu untuk mu.. ¤untuk penyemangat ku si muka senyum it's my rock N roll sweetHeart -rmh keong- Twul..

kamu...

Kamu matahari pagiku.. kamu napas di tiap pagi... kamu adalah embun yang daun lahirkan... menetes saat mentari bersinar kamu adalah penguat yang datang di antara keterpurukan yang menderu. kamu adalah sejuk yang angin bawa. kamu adalah sinar yang mentari lahirkan. setelah fajar pergi kamu adalah air mata.. ketika membayangkan hubungan kita.. kamu adalah alasan mengapa duniaku,ada... Untuk B

Aku menemukan mu....

Aku menemukanmu Ketika hatiku meredup Aku menemukanmu ketika jiwa berada dalam kekosongan Aku menemukanmu ketika raga ini kelelahan Mencari sesuatu yg telah lama hilang.. Mencari sesuatu yg terasa indah Mencari sesuatu yg penuh ketulusan Aku mencari dan menemukanmu cinta... Untuk b...

ALL ABOUT MIYA.....

Donatnya Mba… Enak lho masih anget… Baru dibuat..” Gelengan ke empat. Lama-lama aku bisa kaya robot gedek nih. Satu orang kakek dengan cucunya yang masih ABG, mereka duduk di sebrang tempat dudukku. Bau minyak angin cap kapak pasti itu parfum si kakek. Lalu dua orang ‘masteng’ alias mas-mas tengil. Untung mereka ngga duduk disini, tempat duduk disebelah ku masih tetap kosong. “korannya… Koran… Koran… Republika, Kompas, Pos kota, Lampu merah, Wanita Indonesia, Bintang… Korannya… Koran…” “Pagi mba Miya… Nih Koran kompasnya.” Sapa Rosid si tukang koran langgananku di bis. Gara-gara tiap hari beli Koran dari si Rosid, jadi kenal deh. “Nih uangnya… Kembaliannya buat Koran besok aja Ros…” “Oke… Selamat bekerja mba… Lagu saya jangan lupa ya…” Si Rosid ngeluyur kebelakang. Baca Koran di bis hal yang paling sering dilakukan para penumpang selain tidur dan bengong. Jadi bukan Cuma aku saja yang merasa bosan di dalam bis. Dengan baca Koran jadi ngga ketinggalan berita. Bolak-balik lebar per lembar Koran, dari halaman satu ke halaman selajutnya. Ups… Ada cowok keren, akhirnya. Semoga saja cowok itu duduk di sebelah gue, siap-siap dulu ah… aku buru-buru merapihkan Koran, bacanya ntar aja. Mataku sempat meliriknya. Mmmm… ganteng juga. Ayo dong duduk disebelah ku…harapku dalam hati. Eh… siapa tuh yang di belakang cowok itu? Huh… sial ternyata cowok keren itu sama cewek. Dia benar-benar duduk di dekatku tapi sama cewek yang terlihat seperti pacarnya itu. Kita duduk sederet, aku ceweknya dan cowok keren itu. Bis perlahan mulai melaju. Alhasil sepanjang perjalanan aku Bete plus ‘mupeng’… karena mereka berdua mesra banget, pegangan tangan terus serasa Romeo and Juliet. Mereka ngga sadar kalo lagi di tempat umum, tepatnya di dalam bis… serasa dunia milik berdua yang lain ngontrak… Ahh… mendingan aku tidur deh. Hari ini aku pulang kerja agak cepat dari biasanya, ngga ada meeting dadakan, schadulle acara pun udah di konsep untuk lima hari kedepan dan ngga ada yang di rubah. Saat ini aku hanya ingin cepat sampai dirumah, biar bisa istirahat terus tidur. Ngantuk berat nih. Dan syukurnya aku cepat dapat bis yang kosong, aku duduk di tempat “pw’ berharap bisa memejamkan mata. Kali ini aku ngga berharap bakalan ada cowok yang keren yang duduk di sebelah, cuma berharap bisa tidur untuk menghilangkan sedikit pusing di kepalaku. Ada seorang Ibu yang duduk disebelahku, ibu itu tersenyum kepada ku sebelum duduk. Aku membalasnya dengan tersenyum kembali. Bis perlahan melaju, aku menghela napas seraya menyamankan diri. Sesaat bisa leuyeuh-leuyeuh nih, tumben agak sepi, ngga ada tukang jualan asoangan, pengamen juga ngga ada. Bis masuk gerbang tol. Aku udah hampir pules… “Dek… Sekarang ongkosnya berapa ya?” Tanya ibu yang duduk di sebelahku. “Lima ribu…” Nih Ibu ngga tahu apa aku ngantuk banget. “Wah sudah naik toh, dulu kan tiga ribu lima ratus… Gara-gara BBm naik ya dek?” Kata Ibu itu yang bicaranya agak sedikit medok, sepertinya dia berniat mengajakku ngobrol. “Iya… Semuanya udah naik Bu.” Aku menguap sambil ditutup tentunya. Ibu itu sadar kalo aku ngantuk berat, setelah itu dia membiarkan aku untuk tertidur sesaat setelah kenek menagih ongkos bisnya. Bis keluar dari jalan tol. Beberapa penumpang mulai ada yang turun, aku masih tidur-tidur ayam karena aku turun dipemberhentian terakhir, sekitar setengah jam lagi baru sampai. Masih ada kesempatan memejamkan mata. Bis perlahan melaju lagi setelah menurunkan beberapa penumpang. Ibu yang duduk di sebelahku sepertinya masih belum turun. Perlahan aku bisa tertidur pulas. Ngantuk beneran nih? Awas jangan sampai ngiler lho.. J “Kampus… Kampus…. Ada yang turun di kampus?” Teriak si kenek. “Dek… Dek bangun tuh kampusnya, nda turun?” Kaget aku. Si Ibu yang duduk disebelah tiba-tiba membangunkanku. Hampir saja jantungku copot. Aku mengusap wajahku. “Ngga bu… Saya ngga turun disini.” “Oo… Walah nda toh… Maaf saya takut adek kebapblasan… ta piker kamu turun di sini mau kuliah.” Ibu itu merasa bersalah. “Ngga apa-apa Bu…” Aku berusaha pasang muka tersenyum untuk mengahilangkan rasa bersalah ibu itu. Walaupun aku ngga bisa tidur lagi sampai akhirnya turun dari bis. Hu-uh kenapa pagi ini aku bangun kesiangan, Mona juga payah nih biasanya dia rajin ngebangunin. Sebel! Aku mesti buru-buru nyampe, alamat kena marah boss nih… “Yah… Miya berangkat ya.” Pamitku pada Ayah. “Kok buru-buru, gak sarapan dulu Nak?” “Aku udah telat… Mona sih ngga bangunin aku.” Sahutku sambil bergegas memakai sepatu. “Mona tugas keluar kota Miya… Kalo udah kerja mestinya kamu bisa bangun sendiri dong.” Ujar Ayah. Semenjak Ibu meninggal dunia beberapa tahun yang lalu, Ayah merangkap sebagai Ibu buat aku dan Mona. Ayah ngga pernah berniat menikah lagi, Ayah tidak ingin menyakiti hati kedua anaknya yang sudah terluka karena kepergian Ibu. Bagi Ayah tidak ada perempuan lain yang bisa menggantikan ibu. Mungkin itu yang di katakan cinta sejati. “Iya Ayah… Miya berangkat ya.” Aku mencium tangan Ayah. “Hati-hati nak.” Aku berjalan secepat kilat, pengen buru-buru sampai terminal terus cepat naik bis. Jangan sampai telat sampai tempat kerja. Gimana caranya sebelum jam delapan bisa sampai disana? Jam enam lewat baru di terminal bis, seperti biasa biar pun masih pagi yang namanya terminal tetap saja ramai. Tukang jualan asongan udah mulai menjajakan dagangannya. Mana nih bisnya, kok belum nongol juga? Lima belas menit berlalu. Bis Ac yang biasa aku tumpangi belum datang juga? Aku udah mulai gelisah, lama-lama makin siang jalanan makin macet nih… Ada sepuluh kali aku melihat jam tangan. Tapi tuh bis belum datang juga. “Pagi mba Miya… Kok belum naik bis?” Sapa Rosi. “Eh… Rosid, iya nih dari tadi gue nunggu Ac 60 tapi ngga nongol-nongol.” Rosid memberikan koran yang biasa aku beli. “Ac 60 kagak ada mba, mendingan naik odong-odong aja tuh dari pada telat.” “Masa sih ngga ada?” “Beneran mba, saya kagak bo’ong dah… Ac 60 lagi pada demo…” “Ya udah deh gue naik odong-odong aja tapi yang mana bisnya?” “Yang itu tuh bisnya.” Rosid menunjukan bis yang seharusnya udah menjadi besi tua. “Ya udah gue jalan ya… Makasih lho udah di kasih tau…” “Mba jangan lupa puterin lagu saya ya…” “Pasti.” Aku berlalu meninggalkan Rosid dan menaiki bis yang ditunjukan Rosid. Sudah lumayan penuh penumpangnya, tapi aku masih bisa dapat duduk. Bis perlahan melaju meninggalkan terminal jam tujuh kurang lima belas menit. Nyaman ngga nyaman deh dengan Ac alam daripada telat. Sambil baca Koran berharap walaupun tipis harapannya tapi tetap berharap ngga macet. Bis lumayan ngebut setelah sang kenek berteriak pada sopir. “Rapat… Rapat… 78 di belakang.” Si sopir langsung tancap gas.

ALL ABOUT MIYA.....

Puiiiiih… Hari yang cukup melelahkan, selesai bekerja maunya sih nikmatin perjalanan pulang, tapi gimana mau nikmatin kalo perjalanan pulangnya saja naik bis. Pulang pergi kerja aku harus naik turun bis dari hari senin sampai jum’at… Naik bis itu penuh perjuangan lho… Mulai dari nunggunya saja sudah lama banget bikin kaki pegel dan rasanya kesabaranku sampai habis. Belum lagi aku harus lari-lari mengejar bis, padahal aku sudah nunggu di halte tapi tetap saja yang namanya sopir bis suka berhenti seenak udelnya. Habis itu belum tentu aku dapat tempat duduk. Kalo sudah begitu wajib sabar deh desak-desakkan sama penumpang lainnya, aku juga mesti rela digeser-geser sama kenek alias kondektur yang kadang rese plus bawel. Berdiri di bis juga harus selalu berpegangan dan siap siaga , kalo-kalo tuh sopir menginjak rem mendadak, aku bisa tersungkur jatuh. Penumpang sudah mirip ikan pepes berjubel, berdesakan didalam bis tapi yang namanya kenek masih tetap saja menyuruh penumpang geser… Hu-uh… sebel!!! Belum lagi ada orang yang menginjak kakiku. Mau marah tapi orang yang nginjek suduh keburu minta maaf atau malah cuek saja berlagak ngga menginjak apapun, serasa ngga punya dosa. Bau keringat, bau ketek, bau jempol, bau mulut dan bau segala macam sudah pasti jadi aroma terapi yang bikin aku tambah stress, walupun bis yang aku tumpangi adalah bis AC tapi tetap saja semua bau tetap tercium olehku, AC sudah tidak terasa dingin lagi karena terlalu banyak penumpang di dalam bis. Kalo sudah begini aku menghujat diri sendiri. Rugi… rugi banget naik bis AC bukannya nyaman malah kayak ikan pepes, sudah ongkosnya mahal, berdiri, bau ketek, kaki terinjak, boro-boro nikmatin deh yang kaya begini… Rasanya masih segudang penderitaan penumpang bis seperti Miya… enaknya sih naik taksi, tapi aku bisa bangkrut deh. Kerja saja baru dapat tiga bulan, paling-paling Cuma bisa naik taksi kalo habis gajian. Hari berikutnya harus super irit make duit, kalo sudah begitu tanggal gajian terasa lama datangnya. Beginilah nasib.... “MIYA… MIYA BANGUN… NGGA KERJA LO?” Kenapa sih si Mona harus teriak-teriak. Mona itu kakakku satu-satunya, dia kerja jadi sekertaris di Bank swasta. Nasibnya lebih baik dari aku, dia tidak harus naik turun bis buat pergi ketempat kerjanya. Seandainya Mona naik bis juga, sudah pasti jadi pusat perhatian orang banyak, bukan hanya Mona cantik tapi kadang Mona suka pakai rok super mini jadi mana mungkin dia naik turun bis? Tapi beruntungnya Mona sudah punya cowok yang merangkap jadi sopir pribadinya. Pengki alias Frenky cowok ‘siaga’ siap antar jaga, kemana pun perginya Mona, Pengki selalu siap nganterin Mona dengan mobil pribadi tentunya, Apesnya aku ngga bisa nebeng. Tempat kerja Mona denganku berlainan arah. “MIYA LO MAU KERJA NGGA SIH?!” Si Mona bawel banget sih. “Iya… Iya… jangan teraik-teriak gitu dong masih pagi juga, emangnya sekarang jam berapa Mon?” “Jam lima…” “Baru jam lima… Lima menit lagi deh.” “Ya ampun Miya… Bangun kok pake nunggu lima menit lagi…” “Aaaaaaahhh… Mon please deh, gue masih ngantuk nih… kemarin cape banget tauu.” Aku menarik selimutku kembali. Tapi itu si Mona masih terus saja mengoceh. “Yang namanya kerja ya cape… Udah cepet bangun, belum mandi, sholat subbuh, belum dandannya.” “Yang dandannya lama tuh lo.” Mona cengengesan.” Kerjaan gue sih ngga bikin cape, kemarin gue berdiri di bis… jadi pegel banget kakinya, lo sih enak di jemput sama si Pengki!” “Hehehe… Cari cowok dong…” Ledek Mona. “Lagian lo kenapa berdiri di bis? Kan ada tempat duduknya?” Lanjut Mona yang dari tadi sibuk berdandan ria. “Yeeeeee… Monaaaaa… Bisnya penuh tau, gue ngga kebagian duduk.” “Kenapa lo naik bis yang udah penuh? Masih bias nunggu bis yang berikutnya kan?” “Keneknya bilang… Kosong… kosong… Pas gue naik, ternyata semua tempat duduk udah penuh.” “Lagian mau aja di bo’ongin sama kenek.” “Mana gue tau kalo tuh kenek bo’ong?!” “Udah cepet mandi sana… Lima menit udah berlalu!” Perintah Mona sambil cengengesan. “Aaaaaa... Monaaaaa… Elu ngajakin gue ngomong terus sih… terbuang sia-sia deh lima menit waktu tidur gue.” “Segitu nyeselnya...” Mona tambah cekikikan. Selama kerja rasanya waktu buat istirahat dan tidur kurang banget. Jadi wajar saja kalo biasanya aku nerusin tidur di bis sepanjang perjalanan ketempat kerja. Dan itu sangat menolongku. Kalo ngga bakal ngantuk habis pas kerja. “Monaaaa… Gue berangkat duluan.” “Hati-hati dijalan…” Sahut Mona yang lagi nunggu di jemput pacarnya sambil terus touch up dandanannya. Akhirnya setelah menunggu lama di terminal yang rada-rada bau pesing, bis yang pengen aku tumpangi nongol juga. Sepertinya pagi ini aku cukup beruntung masih banyak tempat duduk yang kosong, jadi bisa bebas memilih tempat duduk. Duduk di pojok dekat jendela merupakan tempat yang nyaman buatku, bisa tidur sambil nyender ke kaca jendela, bisa leluasa melihat keluar dan yang paling penting aku ngga perlu lagi digeser-geser sama kenek yang rese. Pokoknya ini tempat paling ‘pw’ posisi wee_nak… Aku duduk nyaman di bangku tiga urutan yang kempat dari depan,di pojok dekat jendela. Ac masih terasa dingin, sweeter yang aku pakai masih bermanfaat. Biasanya selain tidur sepanjang perjalan aku menghibur diri dan menyenangkan hati, sekaligus mengisi kekosongan. Apalagi ini bis ngga jalan-jalan alias ngetem nunggu penumpang. Mataku biasanya iseng berburu cowok keren yang naik bis, udah pasti langka? Tapi aku tetap berharap-harap ada cowok keren yang duduk di sebelahku. Diantara hiruk pikuk tukang jualan asongan mataku terus berburu kalo-kalo ada cowok keren, tapi aku juga mesti siap-siap geleng kepala nih, soalnya banya tukang julan asongan yang nawarin dagangannya. “Tarahu… Tarahu… Tarahu… Tarahu neng?” Tuh kan udah mulai. Satu gelengan kepala. “Tisu… permen… kopiko, mentos… Rokok… Rokok… Tisunya mba?” Gelengan kepala kedua. Satu orang Bapak naik kedalam bis. Seorang ibu dengan anaknya duduk di depanku. Mana ngga ada yang keren? Udah lebih dari lima belas menit bisnya belum jalan-jalan juga. Satu orang cewek wangi, sepertinya satu botol parfum habis dipakainya. “Yang aus… Yang aus… Aqua… The botol… Yang dingin yang seger…” Gelengan ketiga. Pagi-pagi udah jual es? Tiga orang mahasiswi. Mereka melewati tempat dudukku. Dan berisik sepertinya mereka asyik ngerumpi sampai lupa kalo ini di dalam bis. “Ya… satu lagi disini saya bawakan donat special… hanya lima ribu rupiah bapak ibu bias mendapatkan lima donat aneka rasa… rasa coklat, strawberry, keju, kacang coklat… dengan cita rasa yang sama dengan yang di jual di mol-mol…saya akan bagikan supaya bias dilihat kalo donat ini baru saja di buat… yang tidak berminat beli saya akan ambil kembali lagi…” Si penjual donat mulai membagikan dagangannya pada para penumpang.

ALL ABOUT MIYA.....

Bukan karena bertemu atau dipertemukan? Yang jelas kita pernah berpisah… bukan berarti berhenti saling mengingat, berhenti saling mencari… bukan berarti semua yang pernah terhenti tidak bisa dijalani kembali… bukan berarti yang pernah hilang tak akan akan ada lagi…. Untuk semua yang pernah merasakan cinta pertama dan menemukannya kembali… ALL ABOUT MIYA… Cewek bernama Takamiya yang bangga menjadi anak dari seorang Ayah yang berprofesi sebagai guru honorer yang juga single parent. Miya baru bekerja 3 bulan sebagai penyiar radio Pramuda. Berdomisili di Jakarta, kota penuh resiko. Naik turun bis, macet menjadi bagian dari hidup Miya yang mau tak mau harus dilaluinya. Dia benci harus berdiri berdesak-desakkan dengan penumpang bis lainnya, dia benci ketika harus mengejar-ngejar bis, dan Miya sadar betul sarana angkutan umum di negaranya tidak menjamin adanya keselamatan, apalagi kenyamanan. Tapi Miya bertemu kembali di dalam Bis dengan cowok yang bernama Agus Rizal alias Ari. Cowok yang menjadi cinta pertamanya. Seiring berjalannya waktu Miya juga sangat menikmati kebersamaannya dengan Her Ali yang notabenenya anak dari almarhum Pramuda Rizal pemilik Radio, Majalah dan Stasiun Tv yang tergabung dalam Pramuda group tempat Miya bekerja. Miya jadi plin-plan, dia bingung menentukan perasaannya? Siapa yang sebenarnya dia cintai? Ari cinta pertamanya yang tergolong cowok cuek,nyebelin dan suka menghilang tanpa jejak? Atau justru Her ali cowok 4T Tinggi, Tampan, Terpelajar, Tajir… Temukan jawabannya di All about Miya…

Sabtu, November 21, 2009

Perempuan di Hati Macan

Perempuan di Hati Macan Kisah cinta Tan Malaka sama tragis dengan hidupnya yang klandestin. Mengidamkan sosok Kartini, ditolak dua kali oleh perempuan yang sama. RAPAT tetua adat Nagari Pandan Gadang, Lima Puluh Kota, berlangsung sengit. Ibrahim, yang belum genap 17 tahun, menolak gelar datuk. Padahal dia anak lelaki tertua keluarga Simabur, yang harus memangku gelar itu sebelum ayahnya meninggal. ”Ibunya memberi pilihan: menolak gelar atau kawin,” kata Zulfikar Kamaruddin, 60 tahun, keponakan Ibrahim, kepada Tempo pada Juli lalu. ... Read More Ibrahim menyerah dan menerima gelar tertinggi dalam adat Minang itu. Maka nama lengkapnya menjadi Ibrahim Datuk Tan Malaka. Sebagai datuk, ia membawahkan keluarga Simabur, Piliang, dan Chaniago. Pesta penobatannya, pada 1913, digelar tujuh hari tujuh malam. Pesta itu sekaligus penyambutan orang rantau yang baru lulus sekolah raja (Kweekschool) di Bukittinggi dan pesta perpisahan. Sebab, datuk muda itu akan segera ke Belanda. Ibrahim mendapat beasiswa sekolah guru di Rijkskweekschool, Haarlem. Hal ini berkat jasa baik guru Belanda yang mencintainya: Gerardus Hendrikus Horensma, setelah uang saweran orang sekampung tak cukup untuk ongkos Ibrahim. Rupanya, penolakan Ibrahim terhadap perjodohan yang diatur Sinah, ibunya, ada bersebab. Telah ada gadis lain di hatinya: Syarifah Nawawi, anak keempat Nawawi Sutan Makmur—guru bahasa Melayu di Kweek yang membantu Charles van Ophuijsen menyusun Kitab Logat Melajoe (dikenal sebagai tata bahasa Ophuijsen) pada 1901. Syarifah adalah perempuan Minang pertama yang mengecap pendidikan ala Eropa. Ada 75 murid di sana. Menurut Gedenkboek Kweekschool 1873-1908, Syarifah dan Ibrahim angkatan 1907. Jumlah murid di kelas mereka 16 orang. Syarifah menjadi kembang karena satu-satunya perempuan di sekolah yang kini menjelma jadi SMA Negeri 2 Bukittinggi itu. Dan Ibrahim satu dari tiga siswa yang melanjutkan studi ke Belanda. Ibra dan Syarifah pun terpisah ribuan mil. Tapi itu bukan halangan bagi sang Datuk untuk terus menjalin hubungan. Ia rajin mengirim surat kepada Syarifah, yang melanjutkan studi sekolah guru di Salemba School, Jakarta. Tapi cinta itu ternyata bertepuk sebelah tangan. Menurut sejarawan Belanda yang menulis biografi Tan Malaka, Harry A. Poeze, Syarifah tak pernah sekali pun membalas surat-surat itu. ”Tan Malaka? Hmm, dia seorang pemuda yang aneh,” begitu katanya kepada Poeze sewaktu mereka bertemu pada 1980. Syarifah tak menjelaskan di mana keanehan orang yang menaksirnya itu. Syarifah kemudian menikah dengan R.A.A. Wiranatakoesoema, Bupati Cianjur yang sudah punya lima anak dari dua selir, pada 1916. Maka muncullah anekdot di keluarga dan di kalangan penulis sejarah Tan Malaka: Tan menjadi Marxis karena kegagalannya dalam cinta pertama. Dia menjadi amat antiborjuis dan feodal untuk melawan orang yang merebut pujaan hatinya. ”Tapi ini cuma anekdot,” kata sejarawan Bonnie Triyana. Tan kemudian mulai membuka hatinya untuk gadis lain: Fenny Struyvenberg, mahasiswi kedokteran berdarah Belanda. Dia terlihat sering datang ke pondokan Tan. Dengan Fenny, Tan kabarnya menjalin hubungan cukup serius. Fenny bahkan sempat ke Indonesia menyusul Tan. Sayang, tak ada banyak catatan dan keterangan soal hubungan mereka. Fenny keburu meninggal saat akan ditemui Poeze. Di Rusia, sewaktu menghadiri sidang Komunis Internasional dan tinggal tiga tahun, Tan diberitakan sempat berhubungan dengan seorang perempuan sana. Menurut Poeze, ada satu koran yang menulis hubungan percintaan Tan dengan perempuan tersebut. Tan Malaka memang selalu punya hubungan mendalam dengan perempuan di setiap negara yang ia kunjungi. Di balik cerita heroiknya berpindah dari satu negara ke negara lain dalam pelarian, selalu muncul sosok perempuan: yang menolong, yang merawat tubuhnya yang sakit, atau sekadar teman. Dalam memoarnya, Dari Penjara ke Penjara, Tan menulis nama-nama perempuan di sekitar hidupnya. Tapi tak ada penjelasan apakah hubungan itu juga dilandasi cinta. Di Kanton, misalnya, ia menyebut ”Nona Carmen”, anak perempuan Rektor Universitas Manila yang memberi petunjuk masuk Filipina, merawat, dan mengajarinya bahasa Tagalog. Di Cina, pada 1937, ada gadis 17 tahun yang ia sebut AP sering datang mengadu dan meminta diajari bahasa Inggris. Sesudah Proklamasi 1945, Tan yang tak lagi klandestin tersiar punya hubungan serius dengan Paramita Rahayu Abdurrachman. Perempuan 25 tahun ini keponakan Menteri Luar Negeri Ahmad Soebardjo. Dia tinggal di paviliun rumahnya di Cikini. Tan sering datang ke sana. Saking lengketnya mereka, teman-teman dekatnya menganggap Paramita tunangan Tan. Padahal umur mereka terpaut 26 tahun. Kepada Poeze yang menemui Paramita pada 1980, perempuan yang tak menikah hingga meninggal pada 1986 itu mengaku mencintai Tan. Namun ”pertunangan” itu tak sampai ke jenjang pernikahan. Situasi politik membuat Tan kembali harus lari dan bersembunyi dari kejaran Kempetai Jepang. Hubungan mereka pun retak. Lagi pula, kata Paramita kepada Poeze, Tan Malaka orang yang hidup tak normal. ”Dia kelewat besar buat saya,” katanya. ”Dia menginginkan saya seperti sosok Raden Ajeng Kartini.” Ironisnya, ibu Paramita tak lain teman karib Syarifah Nawawi. Minarsih Soedarpo-Wiranatakoesoema, anak bungsu Syarifah, sama-sama aktif di Palang Merah Indonesia dengan Paramita. ”Ibu saya cuma bilang kenal Tan sewaktu di Kweekschool,” kata Minarsih, 84 tahun. Paramita, sebetulnya, waktu itu menaksir pemuda Hatta, yang juga sering berkunjung ke rumah Soebardjo. Syarifah sudah menjadi janda dengan tiga anak. Wiranatakoesoema menceraikannya pada 1924 karena menganggap Raden Ayu ini tak bisa mengikuti tata krama Sunda yang amat feodal. Cinta lama Tan pun bersemi kembali. Menurut Minarsih, Tan mendatangi ibunya dan meminang, tapi lagi-lagi ditolak. Lalu siapa perempuan yang betul-betul dicintai Tan Malaka seumur hidupnya? Syarifah? Sepertinya bukan. Syahdan, suatu hari Adam Malik—koleganya di Persatuan Perjuangan yang menjadi wakil presiden pada zaman Soeharto—bertanya kepada Tan Malaka, ”Bung, apa Bung pernah jatuh cinta?” Tan, seperti ditulis Adam dalam Mengabdi Republik, langsung menjawab, ”Pernah. Tiga kali malahan. Sekali di Belanda, sekali di Filipina, dan sekali lagi di Indonesia. Tapi, yah, semua itu katakanlah hanya cinta yang tak sampai, perhatian saya terlalu besar untuk perjuangan.” S.K. Trimurti, Menteri Perburuhan pada zaman Soekarno, menyatakan itu jawaban jujur Tan Malaka. Kepada Poeze, Trimurti bercerita, Tan yang dipanggil ”Macan” sewaktu di Belanda relatif ”bersih” dalam urusan asmara. ”Beliau belum pernah bicara soal perempuan dalam hubungannya dengan tuntutan seks,” tulisnya dalam Peringatan Sewindu Hilangnya Tan Malaka (1957). Itu pula sebabnya, ketika tetua adat Pandan Gadang ”melelang”-nya dalam upacara perjodohan sewaktu ia pulang dari Belanda pada 1919, Tan menolak banyak pinangan. Setelah tak tahan mengajar di sebuah perusahaan perkebunan di Deli, si Macan menyiapkan keberangkatannya ke Semarang. Dia menyongsong hidup dan kematiannya yang—mengutip kalimat Poeze—”lebih dahsyat ketimbang fiksi”.

Dari embun

Dari embun aku ingin jatuh dari daun demi daun helai demi helai Mengalir di resap tanah Dari embun Aku menjadi sealiran air dari hilir ke hilir dari sungai ke sungai menuju laut Dari embun Aku dtelan laut bulat-bulat. .~14feb'04~From : my b

Katakanlah

Katakanlah aku bisa menjadi Embun Akankah aku bisa memberi kesegaran Matahari terlalu terik belakangan ini Apalah arti setitik embun untuknya Katakanlah aku ingin menjadi matahari bukankah akan banyak air yang menguap oleh panasku Katakanlah aku ingin menjadi air bukankah akan banyak rumah yang tenggelam jika aku meluap Katakanlah aku ingin menjadi sungai masih adakah laut bersedia menerima kedatanganku dengan sejuta limbah dan sampah berkubang di badanku Katakanlah aku inginkan smua itu akankah memberi nilai berbeda untuk sesuatu? dikirimkan oleh B tanggal 14 febuari 2004 untuk twul.

biarkan

Cukup sudah diriku kini menghadapi risaumu..
tlah kuberi rasa belahan makna hidup.
biarkan ku seorang diri melintasi sunyiku.
tuk memberi penawar hati perasaan jiwamu.
jangan kau biarkn aku merasakan lg perasaan indah dari mu.
Jangan paksakan lagi luka antara kita.
biarkan ku berjalan tuk menuju waktu dan temui jiwaku.
sudah tahu sakitnya batuk, pilek dan alergi udara dingin....eh kok malah periksa darah HBs Ag yang buat hepatitis...
gak nyambung dodol....cuma kepengen tau kena virus hati apa nggak..abis ngakunya nggak punya hati tapi patah hati padahal gak jatuh cinta?ANEH kan?hehehehehedi ambil lah darah ku sebanyak 3ml.......dededededeng.....dag dig dug deg.....menunggu hasil pake acara deg2an segala lagi....syukurnya aku sempet request sama petugas analysnya minta hasil testnya yang bagoooooooooooosssss...syukur Alhamdulillah hasilnya...
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HASIL SATUAN NILAI NORMAL**IMUNO-SEROLOGI***
HEPATITIS-HBs Ag 0.000 Cut off :0.025 negative : <0.025negative> 0.025
hari berikutnya sepulang kerja langsung ke PMI berniat mendonorkan darah nich...SEMANGAT 45......timbang berta badan, tensi 100/90...cek hemaglobin...tusuk lagi deh pake jarum....
*ugh,,,HB ku rendah....gagal donor darah lagi.....sedih aku, kecewa....kenapa jadi sia-sia datang ke PMI...
ya iyalah gimana gak HB nya rendah....wong kondisinya juga masih belum fit....tidurnya belum cukup,suara masih bindeng, batuk pileknya belum sembuh udah mo donor aja......
dasar Twul aneh...!
besok disarankan berobat ke dr.Benluk, internist,,,,
kenapa tuh batuk sama pileknya belum sembuh juga dok?mau beneran nunggu merah sich??????dodolkerja di tempat penyakit sakit mulu,udah tuh yang punya badan ngga nyadar diri.....
kerja dari pagi ampe pagi...makan satu kali sehari....
ada waktu libur malah di pake jalan2...
pulang kerja cepet bukannya tidur malah begadang,giliran ngedrop baru nyaho???hehehehe.mikirnya sakit yang macam2, yang tadinya gak doyan obat jadi nenggak obat mulu....panik ngedumel....
padahal salah sendiri...
sakit itu di hitung...coba kalo sehat...?
@rmh keong

Jangan panggil aku mbak!!!

Di sepanjang hidup aku, Nissa Amelia tidak pernah pacaran dengan pria yang umurnya lebih muda alias brondong bau kencur, malasss… Umur ku 27 tahun cari pacar harus yang serius, mapan, punya pekerjaan tetat dan umurnya harus lebih tua dari aku, biar bisa membimbing aku nantinya. Bukannya sok pilih-pilih tapi kalau menyangkut pasangan untuk seumur hidup harus lebih selektif, jangan asal pilih. Sepertinya malam minggu ini akan sedikit menyenangkan, walaupun Cuma makan di restaurant sama adik sendiri tapi cukup menghibur hatiku sekaligus bisa cuci mata, siapa tahu ada yang ganteng-ganteng enak di lihat. Sesaat aku melihat adikku langsung menyatap makanan setelah semua pesanan datang ke meja kami. Tapi tiba-tiba perhatian padanganku beralih dan langsung tertuju pada sosok cowok keren nan manis rupawan yang saat itu tidak sengaja melintas diantara pengunjung restaurant. Sebentar lagi cowok itu akan melewati mejaku. Aku menyadarai matanya pun tertuju padaku, ini dia padangan pertama yang begitu menggoda, walaupun mungkin cowok keren ini hanya numpang lewat.“Awan…” Seketika adikku berdiri menyapa cowok keren itu dan ini sungguh membuat aku terkejut.“Hey De… Apa kabar? Wah sudah lama kita ngga ketemu?” Sahut cowok yang ternyata bernama Awan dan dia teman Ade adikku sendiri.Tanpa izinku, Ade mengajak Awan bergabung dengan kami, duduk di meja yang sama denganku. Entah kenapa rasanya aku terhipnotis oleh ketampanan Awan yang sekarang duduk dihadapanku, yang senyumnya hampir membuatku pingsan.Alamak… sumpah aku mati gaya, rasanya aliran darahku membeku, aku lebih banyak tersenyum yang ku usahakan semanis mungkin dan rasanya aku lupa bagaimana cara berbicara karena mulut ini rasanya terkunci yang membuat suaraku tidak keluar tapi dalam hati terus bergumam….come to momy sweet heart. Aku ingin sesegera mungkin berada dalam pelukkan Awan, pasti nyaman sekali bersandar di dadanya yang bidang itu. Cukup Nissa!!!Awan adaalah sahabat Ade semasa kuliahnya dulu di Bandung, setelah empat bulan lulus dia di terima bekerja sebagai kontraktor di salah satu perusaan yang cukup maju di Jakarta.“Mbak Nissa kerja dimana?” Pertanyaan Awan sukses mengejutkan aku.“Ng…Ng…. Di perusahaan furniture.” Sukses juga membuatku gugup, membuatku harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan olehnya. Awan berhasil mengorek segalanya tentang aku sampai-sampai tidak aku tahu tentang dirinya. Aku terintimidasi oleh ketampanannya.Malam minggu yang menyenangkan, aku tersenyum menghempaskan tubuhku di atas kasur dan tentunya sambil membayangkan sosok Awan. Hmmmm… Ganteng banget sih, senyumnya maut booo… Tubuhnya Awan cukup atletis, tinggi badanya 180 senti meter kali ya?? Dia termasuk cowok pintar terlihat dari gaya bicaranya. Kesan pertama begitu menggoda…. Ya ampun tapi Awan kan temannya Ade, pasti umurnya lebih muda dari aku???Hatiku tidak bisa menyangkal lagi akan kehadiran Awan, dia cerdas, ganteng, sudah punya pekerjaan, taat beribadah. Ade semenjak malam aku berkenalan dengan Awan, dia terus saja berusaha menjodohkan aku dengan Awan sahabatnya dan hal itu sangat di dukung oleh kedua orang tua ku. tapi bagaimana bisa seorang Nissa Amelia jatuh cinta pada seorang brondong bau kencur, apa kata orang? Apa kata teman-teman ku? apa kata Rina sahabatku yang tahu betul aku menolak keras pacaran sama brondong! Sekarang aku sendiri jatuh cinta pada Awan. Itu tidak boleh terjadi, aku harus menghindarinya dan membuang rasa itu.Malam minggu di minggu-minggu kemudian, setelah semua telpon dan sms Awan tidak pernah aku jawab. Tiba-tiba dia sudah berada di rumahku, tepatnya di ruang keluarga sedang mengobrol dengan kedua orang tuaku, Ade dan Vita pacar adikku. Hati sebenarnya sangat ingin berada di tengah-tengah mereka tapi aku berusaha menghindar dan memilih berdiam diri di kamar.Rupanya Awan benar-benar memanfaatkan suasana seperti ini dengan meraih kesempatan untuk mengajak ku pergi makan malam atau sekedar jalan. Setelah berkali-kali aku tolak mentah-mentah, brondong bau kencur ini benar-benar gigih. Dia langsunng meminta izin pada orang tua ku untuk mengajakku.Dan disinilah aku, malam mingu di Citos dengan seorang brondong manis bau kencur.Ampun deh rasanya semua mata ABG melihatku dengan pandangan aneh, mungkin mereka pikir aku ini tante girang.Dixie tempat kami makan sambil mengobrol, tanpa kusadari aku merasakan kenyamanan saat bersama Awan walau pun hatiku sedikit was-was karena takut kepergok teman. Malam minggu sama brondong di Citos bisa malu abis deh .Sejujurnya aku tidak bisa menolak lagi. Aku memang sudah dinyatakan positif jatuh cinta pada Awan, tapi aku masih berusaha untuk menyembunyikannya serta membunuhnya perlahan-lahan. Malu sekali rasanya, ini pertama kalinya aku jatuh cinta sama cowok yang lebih muda. Aku akui sejak pertama kali bertemu Awan aku sudah merasakan ini. Tapi masa iya aku pacaran terus pacarku panggil aku ‘Mbak’ anehkan saudara-saudaara?kenapa juga aku harus jatuh cinta sama Awan? Cinta memang sulit di mengerti, cinta bisa datang kapan saja dan sama siapa saja.“Sudah selesai makannya Mbak?” Awan membuyarkan lamunanku. Tuh kan dia panggil aku Mbak lagi… “Sudah…”Awan mengajakku ke bioskop. Waktu aku berjalan ada seorang ABG tidak sengaja menabrakku dan hampir membuatku jatuh namun Awan dengan gesit menopang tuuhku hingga tidak sempat terjatuh.“Mbak Nissa tidak apa-apa?” Tanyanya khawatir.“Ngga kok.”Kami meneruskan kembali berjalan menuju bioskop tapi kini tannganku berada di dalam genggaman tangannya. Aku sendiri menikmati itu semua tanpa berkata-kata. Sesekali Awan melihatku tersenyum, saat langkah akan memasuki bioskop aku mendengar ada seseorang yang memanggil namaku. Sejenak aku mematung begitu juga dengan Awan.“Nissa…” Ragu-ragu benarkah ada yang memanggil namaku?“Nissa Amelia…” Teriak seseoranng lagi ketika aku membalikan badan aku benar-benar terkejut melihat Rina.“Nis… dari tadi aku panggil kok ngga denger sih?” Ujar Rina kesal.“Ng… Ng… Rin kok kamu di sini sih?” Tanyaku gugup. Saat itu aku dan Awan masih bergandengan tangan.“Harusnya aku yang Tanya….kenapa kamu di sini sama Awan?” Rina malah balik bertanya pada ku. Spontan aku langsung melepaskan tanganku dari tangan Awan. Ya amapun kok Rina kenal sama Awan sih?“Hei Ganteng… jadi ini putrid impian kamu?” Sahut Rina sambil tertawa kecil dan Awan tersenyum simpul.“hei juga mbak Rina..” Balas Awan.“Kalian sudah saling kenal ya?” Tanyaku ketus. Jangan-jangan Rina salah satu mantan pacar Awan?“Ya-iyalah Nis… Aku kenal Awan dari kecil…rumah kami bersebelahan alias tetanggaan….” Jelas Rina. “ Kalian pacaran ya, mesra banget pake gandengan segala.” Rina mulai meledek, seketika itu wajahku memerah mirip udang rebus.“Doa’in aja Mbak… Lagi usaha.” Celetuk Awan tiba-tiba.“Sipp… pasti aku doain plus aku dukung.” Rina cengar-cengir saat melihatku melotot ke arahnya.“Ciyeeee…Nisaa aku berani jamin brondong yang satu ini ngga akan mengecewakan…apalagi buat kamu sakit, aku kenal banget dia.” Awan tersenyum bangga mendengar ucapan Rina barusan. “ Sudah… di terima saja Nis, ngga akan menyesal.” Lanjut Rina tapi kali ini sambil berbisik di telingaku.Utntuk kesekian kalinya Rina sukses merusak malam minggu ku karena setelah pertemuan itu kami bertiga masuk ke gedung bioskop untuk nonton. Dan Rina terus saja meledek serta menyakinkan aku untuk pacaran dengan Awan.Rina menolak diantara pulang, dia memilih naik taksi, sebelum berpisah dia masih sempat membisikan sesuatu padaku.‘Maaf Niss aku merusak malam minggu mu… tapi aku yakin Awan adalah yang terbaik buat kamu… percaya sama aku.”Awan mengantarku pulang, diperjalanan aku benar-benar memikirkan perkataan Rina, kenapa setiap orang yang mengenal Awan berpendapat sama tentang dia, sebenarnya di mataku juga Awan memang baik.“Mbak Nissa… Mau nggak jadi pacar aku…. Maaf kalau ini terlalu cepat tapi aku semakin hari semakin yakin kalau aku benar-benar ingin Mbak Nisaa jadi pacarku. Aku berharap jawabannya Iya.” Aku berusaha menyembunyikan keterkejutanku. Aku diam. Apa ini yang aku harapkan dari Awan?“Tapi Wan… kamu ngga malu punya pacar yang umurnya lebih tua dari kamu?” Tiba-tiba perkataan itu keluar begitu saja dari mulutku.“Kenapa mesti malu sih?” Sahutnya lembut.“Aku kan udah tua Wan…”“Ya ampun… Mbak Nissa ini belum setua nenekku dan aku ngga ngerasa ada perbedaan umur, aku Cuma merasa jatuh cinta sama Mbak Nissa. Aku serius, aku benar-benar ingin mbak Nissa jadi pacarku.”Aku berpikir di sepanjang sisa perjalanan menuju rumah, dipemberhentian lampu merah Awan menyentuh tanganku, membuat dadaku berdegup kencang, jantungku berdebar sangat dasyat. Aku menyakini ini cinta.“Aku benar-benar mencintai mbak Nissa…” Ujarnya sambil melaju kembali mobilnya karena lampu sudah berganti hijau.Sebelum kami berpisah di dalam mobil persissnya d depan rumahku.“Aku mau jadi pacar kamu Wan…” Kalimat itu keluar dari mulut ku dan membuat Awan terkejut. “Tapi ada syaratnya…” sambungku.“Syarat apa?!” Tanyanya heran.“Jangan panggil aku Mbak!” Sahutku lalu kami salinng terdiam beberapa saat. Namun sepertinya peryataan ku barusan membuat Awan tidak bisa menahan tawanya. Aku pun ikut tertawa akhirnya. “Masa pacar ku sendiri panggil aku Mbak… kan lucu?”“Okey…okey… Mulai malam ini aku akan panggil kamu ‘sayang’… gimana?”“Gombal ahh… yang lebih kreatif dong.” Ledekku. Awan kembali menyetuh tanganku dan menarik aku hingga saling berdekatan. Aku tidak berani menengadah, aku tahu… dia pasti akan menciumku, tapi lagi-lagi aku tidak bisa menolak. Malam itu adalah pertama kalinya bibirku di sentuh oleh mahluk Tuhan yang sering aku sebut brondong bau kencur yang dulu paling aku benci tapi kini meluluhlantahkan hatiku dan aku menikmatinya dengan sepenuh rasa cinta.

Sabtu Jakarta sore ini

Sabtu Jakarta sore ini. Hasrat ingin pulang lebih cepat dari kantor tidak terbendung lagi. Aku meninggalkan ruangan yang hampir menyita seluruh waktu ku. Entah sengaja atau tidak aku tertimbun oleh kesibukan yang kuciptakan sendiri, aku bekerja seolah tak mengenal lelah…tujuh hari dalam seminggu tidak cukup untuk waktu ku bekerja. Sabtu Jakarta sore ini. Motor ku meluncur kearah paling ujung selatan Jakarta menuju rumah kost tempat tinggal ku di kota yang harus selalu mengutamakan realitas. Cuaca mendung malah sudah mulai gerimis, tidak ada kolaborasi paling indah antara gerimis hujan dan selimut hangat di dalam kamar. meringkuk di tempat tidur sepanjang sore bersama….sayangnya aku tidak punya siapa pun untuk berbagi di sore yang indah ini…. Sabtu Jakarta sore ini. Motor ku berhenti di lampu merah fatmawati. Pikiranku mulai dipengaruhi sore yang indah ini, Aku sudah menyandang gelar ‘bupati’ alias bujang kepala tiga tapi tidak ada istri dan anak yang menungguku di rumah selepas pulang dari kerja. Ku batalkan niat untuk pulang lebih cepat, aku tidak ingin larut oleh sore yang indah ini dan membusuk sendirir di kamar kost ku. Motor ku melaju kembali, arahnya sudah tidak menuju rumah kost ku lagi. Sabtu Jakarta sore ini. Cinere Mall, lagi-lagi aku berada disini berada ditempat yang membosankan sekaligus menghilangkankan kebosananku. Aku berjalan sendiri mengelilingi mall tanpa tujuan, tidak ada satu pun keperluan yang ingin aku beli… Aku memasuki toko buku, beli buku lagi keluh batin ku…lama-lama semua buku yang ada di Toko buku ini pindah semua ke rak buku ku. lagi pula aku sudah tidak punya waktu banyak untuk membaca, terkadang aku membeli buku hanya untuk mengoleksinya saja. Sabtu Jakarta sore ini. Aku keluar dari toko buku, kaki ku melangkah lagi tapi entah mau kemana?menghubungi teman-teman untuk diajak kongkow, rasanya tidak mungkin karena mereka semua pasti sedang asyik bercengkrama dengan anak dan istri mereka. Sedangkan aku sibuk membunuh rasa sepi ku. mungkinkah aku kesepian???aku rasa aku menikmati kesendirianku. Mungkinkah aku menjadi seorang yang munafik????entah lah. Sabtu Jakarta sore ini. Ada bunyi sms masuk dari handphone ku. dari seorang gadis tomboy yang sudah hampir sepuluh tahun aku mengenalnya. Seratus tiga puluh bulan. Kalikan tiga puluh. Kalikan dua puluh empat. Kalikan enam puluh. Kalikan lagi enam puluh. Kalikan lagi enam puluh. Maka kamu akan mendapat angka ini : 20.217.600.000. kulit keningku mengerut melihat angka itu. Angka itulah banyaknya milisekon sejak pertama kali gadis tomboi itu jatuh cinta pada ku. Kalau di tambahkan lagi dengan sms yang pernah dikirimkannya padaku pasti angka akan lebih fantastis. Entah apa yang membuatnya bertahan menunggu laki-laki pengecut seperti aku ini. Sabtu Jakarta sore ini. Kenapa tidak mengajak aku bang? Kan kita bisa pergi bergerilya lagi menikmat malamnya Jakarta lebih indah toh? , begitu balasan smsnya. Sebenarnya dia selalu ingin mencuri waktu ku, menyita perhatianku. Dua mingggu yang lalu dia memintaku menemuinya, setelah berkali-kali permohonanya tidak pernah aku kabulkan entah karena kesibukanku atau ini cara ku untuk menghindarinya agar tidak tersakiti lagi oleh ku. karena aku sudah pernah mengatakan padanya bahwa aku sudah punya calon untuk kujadikan istri, dan aku tahu itu sangat menyakiti perasaannya. Aku menemuinya karena dia bilang ada yang ingin di bicarakan denganku , lagi-lagi aku harus membuatnya menunggu karena pekerjaanku tidak bisa di tinggal. Selepas mahgrib aku baru bisa menemuinya. Aku melihatnya turun dari escalator, menghampiriku lalu mencium tanganku. Itu ritual yang selalu dilakukan olehnya setiap bertemu dan berpisah denganku. Sabtu Jakarta sore ini. Kulitnya terlihat lebih coklat, mungkin ini oleh-oleh dari Padang?gadis tomboy ini baru seminggu yang lalu pulang dari tempat lokasi gempa menjadi relawan. Dia mendadak memutuskan pergi ke tanah Minang yang baru saja terkena gempa yang berkekuatan 7,6 richter dan orang yang pertama kali diberitahunya adalah aku, dia meminta pendapatku karna menurutnya kepergian dia ke Padang bukan hanya keputusan dia semata? Ada aku, orang tua, manager dan rekan sekerjanya yang harus memberi izin sekaligus memberi keputusan. Tapi dua jam kemudian dia kembali menelponku mengabariku dengan keputusanya yang sudah bulat untuk pergi ke Padang menjadi relawan trauma healing dan aku tidak pernah mencegahnya. Sabtu Jakarta sore ini. Gadis tomboy ini selalu saja hadir di setiap kesendirianku. Dua minggu yang lalu dia bilang itu adalah pertemuan terakhir walau pun di sisipkan kata ‘gak janji’ olehnya seraya meledek ku yang selalu saja mengatakan demikian setiap dia meminta waktu ku. malam itu kita berdua menikmati Jakarta yang terlihat lebih indah, aku seperti ingin menuruti kata-katanya saja. Sehabis makan malam aku tanyakan dia mau pergi kemana lagi maka aku akan mengantarnya… “ Monas…Monas… Malam ini kita ke Monas aja yach?” Katanya sambil erat memelukku dari belakang boncengan motorku. Saat itu aku benar-benar sangat menikmati kebersamaanku dengan gadis tomboy ini, dia tak henti-hentinya melihat ke langit. Aku tahu dia pasti sedang mengamati awan, bintang dan bulan kesukaannya. Sampai tak terasa motorku melaju sampai ke kota lama, melewati museum Fatahilah…Ya museum, aku memperlambat laju motorku…gadis tomboy ini sangat suka museum dan aku pernah tidak mengabulkan permintaan dia untuk menemaninya pergi ke museum. “ Sudah malam, museumnya sudah tutup.” Bisiknya. Kulihat senyumnya dari kaca spion. Sabtu Jakarta sore ini. Tujuannya Monas dan di bawah langit Monas malam itu, dia mengatakan ingin menyerah, ingin melepaskan aku karena sudah lelah tapi aku merasakan ketidakyakinan akan keputusannya itu. “ Lepaskanlah aku gadis bodoh….aku sudah punya calon istri!!” Kataku tapi dia malah tersenyum. “ Tolong jangan sebut aku bodoh. Sepuluh tahun aku tidak pernah berhasil menaruh hati pada pria mana pun, hanya gara-gara hatiku terpaku padamu yang tidak bisa aku miliki?” Sahutnya. senyum itu perlahan hilang karena dia menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya. “ Berusahalah untuk jatuh cinta dengan orang lain…. Kejarlah pria seperti kamu mengejar ku… jangan pernah bandingkan aku dengan yang lain…lakukan itu….” ‘” Sudah…sudah… aku sudah berusaha bahkan kepergianku ke Padang hanya untuk pergi jauh dari mu….melupakanmu… Aku sangat ingin melepaskan mu…dan kamu menikahlah dengan calon mu itu…aku sudah ikhlas melepaskanmu…..” aku memandang wajahnya jelas terlihat ada kesedihan di kedua bola mata gadis tomboy ini. “ Ya lepaskan lah aku…” Pinta ku sambil menyentuh dan menggemgam tangannya. “ Lepaskan aku tapi kita masih bisa tetap seperti ini…seperti teman….” Aku memperat genggaman tanganku. “ Seperti teman tapi mesra?!” Sahutnya tersenyum simpul sambil melepaskan genggaman tanganku…. Sabtu Jakarta sore ini. Dia tidak pernah meminta ku untuk menemuinya lagi tapi dia tidak berhenti mencuri waktu dan menyita perhatianku lewat sms. Seperti sore yang indah ini dia menemani kesendirianku dengan caranya….Dia tidak pernah berhasil melepaskan aku….karena aku terlalu banyak tahu tentangnya. Dan aku entah sampai kapan membunuh sepi ini?
Mencoba menjadi B...
Twul
211109
@rmh keong

Kamis, November 19, 2009

Catatan 'gak janji' jadi yang terakhir...

Baru sampai rumah..
tapi bukam habis pulang kerja...
habis buat perpisahan sama B..
tapi gak janji ini jd pertemuan terakhir.
menyenangkan, tidak terlalu lama menunggunya..
Jakarta memang lebih indah dinikmati di waktu malam...
jalan-jalan tanpa tujuan sampai kota lama, museum fatahilah tapi sedih banyak yg mesum .
"mau kemana lg?"tanya B.
"monas B..monas.."sahut ku..
Di bawah langit monas...
"aku ingin melepaskan mu B..."kata ku lelah.
"Ya..lepaskan lah aku..lepaskan bajingan mu inil.. tapi besok....kita masih bisa ketemu lagi ,kita masih bisa seperti ini..." Tangannya menggenggam tanganku.
larut lagi perasaan ku...dalam hati kecilku berbisik... aku tidak janji ini menjadi yang terakhir bertemu dengan mu.
031109
@rumah keong
twul

Rabu, November 18, 2009

Aku bukan putih. Bukan hitam.Bukan juga merah. Aku abu-abu.. Bersamaku,kau akan menemukan tawa di dalam jiwa yang kosong. Bersamaku,kau akan dibuat bahagia mesti palsu. Bersamaku,kau akan tersesat karna jejak ku tak tertinggal. Bersamaku,kau akan slalu bertanya..Kapan jiwaku terlahir lagi? Kapan hati ku terisi lagi? Aku mengapung,melayang Membesar,memudar,mekar, mengecil.. Tak kau temukan juga. Aku tetap abu-abu.. Pelan-pelanku kabarkAn kematian jiwa ku,hilang tak berhati. Kau tak bias menghentikan nya. twul @rmh keong

Dear my lovely sister....

setiap detik, setiap menit, setiap jam aku teringat akan masa yang kulewati bersama suka, mau pun duka. Dalam hati aku bertanya akankah bayang mu akan selalu ada disetiap langkahku dan tidur ku. di saat hal yang membuat mu sakit aku bisa merasakannya dan orang-orang yang selalu menyanyangi mu, memperhatikan setiap perkembangan kesehatanmu berharap kamu bisa sembuh...sedih dan sangat menyakitkan saat harus menyaksikan penderitaanmu... walau kamu sekarang bersama dengan yang lebih mencintai mu... aku masih merasa kamu berada di sini bersama ku, aku mengingat tawa mu yang selalu ada saat kamu bahagia...Aku hancur... dan menangis saat menyadari kamu sudah tidak ada di dunia, terasa saat aku harus tidur tanpa kamu...tidak ada lagi yang membuat kamar berantakan...I miss you so much my lovely, my beautiful sister...Sehari sebelum kamu pergi kita masih sempat bicara...waktu itu kamu minta dibuatin puding ...aku menyesal karna kamu tidak sempat memakannya... Waktu itu tidak terbayang sakit kamu separah itu, ngga kebayang kamu akan pergi secepat itu....Maafkan aku...aku bersyukur kita pernah bersama dalam satu keluarga, banyak kenangan diantara kita ya? kita sering fhoto bersama, curhat dikamar ngomongin orangtua kalo lagi sebel sama mereka, ngomongin penyakit kamu dan tentang segalanya. kita juga sering berantem dan saling sebel, rasanya aku paling cerewet diantara kita berempat, penuh dengan nasehat yang bikin kamu sebel. setiap lihat fhoto dan barang-barang kamu, aku masih sedih dan menangisi kepergian kamu.Adik Sayang... setiap malam aku berdoa semoga Allah mengampuni semua dosa dan kesalahan kamu, menerima segal amal ibadah kamu dan menempatkan kamu di surga...Selamat jalan Adikku sayang... Maafkan aku wujudkan Impian dan harapan dalam tidur panjang mu....Ya Allah terima kasih telah Kau pinjamkan dia untuk kami...ciptaan Mu yang cantik, manja dan unik, yang kini telah Kau ambil kembali. Kirimkan salamku padanya dan pertemukan kami kelak di surga Mu yang luas dan indah.We will always love and miss you somuch my lovely , my beautiful sister....
~Di ambil dari friends forever by Twul
~In memorian Nasyaratul Hasana(Ira)
Telah menghadapYang Kuasa 17 Mei 2000@rmh keong...

Memeluk mu...

Aku ingin menjadi sesuatu untuk mu. Memelukmu dengan tubuhku yang dingin. Menjadi selimut dari ketakutan mu. Pejamkan mata mu. Ku ciptakan mimpi indah dalam tidur mu. Yang bisa di jadikan harap untuk mu. Ku berikan cahaya untuk menemani gelap mu. MendekatDan aku akan memelukmu dalam kehampaan.. -rmh keong.-. Twul.

Dalam tidur

Dalam tidurAku menemukan mu. Dalam tidurAku bisa memeluk mu. Dalam tidurMeski sekali kamu berkata.."sarangeo" Hanya dalam tidur kamu ada untuk aku. *My smiley face* -rmh keong-

aroma tubuhnya

Dada ku sesak. Sulit mengatur irama detak jantung.. Saat merasakan aroma khas tubuh mu.. Mau kah kamu memusnahkan wangi seseorang di tubuhku dengan aroma khas tubuhmu.. Seseorang di masa lalu menanamnya di tubuhku jauh sebelum aku mengenalmu.. Seseorang yang telah menghilang tapi masih saja menyisakan puing... Puing yang sebenarnya sudah ku kubur dalam-dalam.tapi belum sungguh-sungguh terlupakan. Atau memang aku tak ingin melupakannya... Untuk pria yang telah pergi jauh -rmh keong-. Twul.

b... perahu kertas ku

Bagaimana aku bisa membuangnya jika dia adalah inspirasiku.inspirasi untuk membuktikan bahwa aku masih bisa hidup tanpanya meski aku harus sakit.sakit karena rindu..aku tidak bisa membencinya walau pun dia menghilang tanpa kabar.tanpa jejak..lalu hadir kembali setelah aku berniat membuang semua kenangan tentangnya.tapi dia meninggalkan jejak permanen di hatiku...Aku tidak bisa membencinya karna dia tidak salah...diantara kita tidak ada yang salah..@rmh keong

B

Bagaimana aku bisa membuangnya jika dia adalah inspirasiku.inspirasi untuk membuktikan bahwa aku masih bisa hidup tanpanya meski aku harus sakit.sakit karena rindu..aku tidak bisa membencinya walau pun dia menghilang tanpa kabar.tanpa jejak..lalu hadir kembali setelah aku berniat membuang semua kenangan tentangnya.tapi dia meninggalkan jejak permanen di hatiku...Aku tidak bisa membencinya karna dia tidak salah...diantara kita tidak ada yang salah.. @rmh keong

b... perahu kertas ku

Buat apa kembali?Buat apa muncul sejenak lalu menghilang lagi?Sementara sejenak kehadiran mu mampu mengobrak-obrik seluruh tatanan hati ku....Sementara aku berusaha mencari kekuatan untuk pergi dari mu..... Untuk perahu kertas ku..twul.

catatan kecil tentang Tan Malaka

Tan Malaka atau Ibrahim mempunyai gelar Datuk Tan Malaka.Lahir di Pandan Gadang Suliki, Sumatra Barat 19 febuari 1896.Meninggal di desa Kediri, Jawa Timur, 16 April 1949 pada usia 53 tahun.seorang aktifis, pejuang nasionalis, seorang pemimpin komunis dan politisi yang mendirikan partai MURBA. pejuang militan, radikal, revolusioner yang legendaris.Tan Malaka tidak pernah mempunyai istri dan anak.makamnya di gali kembali untk di cocokan dengan DNA keluarganya yaitu adik kandungnya.beliau adalah bapak republik.gugur di bunuh tentara batalyon letda Soekotjo pada tanggal 21 febuari 1949 di daerah Selopanggung Kediri.Letda Soekotjo adalah Brigadir Jendral dan pernah menjadi walikota Surabaya.Tan Malaka adalah tokoh komunis dari garis Trotsky bukan Stalinyang sama-sama murid Lenin.dalam sejarah beliau berbeda pandangan dengan tokoh-tokoh komunis Indonesia, seperti Semaun,Alimin dan Darsono terutama dalam pemberontakan 1929.Tan Malaka mendirikan partai Murba untuk memperjuangkan sosialisme yang di cita-citakannya.komunis ala Stalin mengklaim bahwa ajarannya lah yang paling benar dalam menafsirkan dan mewujudkan teori-teori Marxist Leninist. berbeda dengan Trotsky yang lebih cenderung kearah sosialisme yang lebih humanis dan anti dengan perjuangan kelas. Tan Malaka pun demikian. Beliau menjadikan sosialisme sebagai jembatan antara kaum kaya borjuis dengan kaum protelar bukan malah mempertentangkan keduanya seperti Lenin dan Stalin.Tan Malaka berada di lapangan IKADA pada tanggal 19 september 1945,beliau berjalan berdampingan bersama Soekarno.Tan Malaka itu orang hebat , bung Karno sendiri pernah berpesan pada para pejuang dulu, jika terjadi sesuatu atas dirinya dan bung Hatta maka tumpuk pimpinan akan diserahkan kepada Tan Malaka.tapi apa benar Eksekusi yang dilakukan pada tahun 1049 itu berdasarkan ulah Tan Malaka mau melawan pemerintah, pemerintahan yang mana????lantas kenapa tidak ada catatan dalam sejarah mengenai wanita dalam kehidupannya?mungkin karena selalu hidup berpindah-pindah dan bersembunyi dalam pelariannya? Tan Malaka tidak sempat serius dalam berhubungan dengan wanita, But who knows????LIhat Soekarno dan para wanitanya?Soe hok gie yang meningal di usia muada masih sempat mencatatkan kisahnya dengan wanita impiannya.bahkan Nabi Muhammad sendiri mempunyai istri-istri yang soleha.Tan Malaka, 53 tahun tanpa pernah mempunyai istri dan anak.apa cita-citanya tercapai sebelum beliau meninggal?kenapa orang hebat seperti beliau di bunuh apa benar karena membahayakan negaranya?orang hebat yang tidak pernah punya keturunan....hidupnya selalu menjadi misteri untuk ku...wahai bapak republik damai di surga Mu....sumber : perahu kertasperpustakaan ku.181009twul@rmh keong

Untuk Ayah terhebat di dunia

Ayah..... dengan sebutan Appa aku memanggilnya...berbeda dengan yang lainnya, mungkin karena keluarga ku punya garis keturunan sunda...Bogor...kota yang selalu di banggakan Appa...bukan kota kelahirannya tapi Appa di besarkan di Bogor oleh Aki dan Umi....nenek kakek ku....Appa lahir di jakarta tempatnya Sawah besar kota 7 desember 1952... Appa Anak tunggal...tidak punya saudara kandung tapi saudara sepupunya segudang noh di bogor....se Jabaru saudara smua,,,menikah dengan Ibu Nafiah, Ibu kandung ku dengan modal tanggung jawab....hehehehe....karena punya modal tanggung jawab...aku dan 3 saudara ku masih hidup sampe sekarang....beruntung sangat beruntung memiliki Ayah seperti Appa...santai, suka ngelucu, konyol, pelawak julukannya juga si kabayan....bisa di ajak share...perjuangan dan semangatnya itu yang TOP MARKOTOV!!!!!tiada hari tanpa belajar...belajar...belajar....terus paling sayang sama anak perempuan.....aku...aku...aku...pastinya...ibuku selalu bilang begitu.....walaupun apa punya 2 anak perempuan, tapi yang paling dekat dengannya adalah aku, karna adik perempuan ku lebih dekat dengan Ibu...dari kecil....aku selalu bilang aku anak Appa...aku anak kesayangannya kata Ibu....Appa sangat menginginkan anak perempuan..sampai-sampai waktu ibuku hamil...Appa sellalu baca surat Mariyam dan lahirlah aku....lahir sebelum usia kandungan ibu ku genap 9 bulan,dengan air ketubannya pecah terlabih dahulu....menurut ibu, waktu melahirkan aku lah yang paling sakit....maafkan aku ibu...itulah aku...anak kesayangan Appa.... makanya aku jadi anak manja sampai sekarang.....STOP jadi anak manja...hohohohosebentar lagi Appa pergi ke tanah suci...untuk menunaikan ibadah haji...Alhamdullilah Ya Allah...Engkau telah memanggil Appa untuk pergi ke tanah suci...semoga dapat menjadi haji yang Mabrur...bisa kembali berkumpul bersama keluarga di tanah air...bisa menjalankan kehidupan yang lebih baik lagi dari sebelumnya...dan selalu berada di jalan Mu ya Allah...Amin.Appa...Maafin Uan, anak perempuanmu yang punya sifat pemberontak sampai kau tak pernah melarang keinginanku...maafkan anak perempuan mu ini, yang pernah protes kenapa aku tidak punya kakak perempuan?karna cukup berat menjadi anak perempuan pertama untuk mu...maafkan anak perempuan mu ini...yang tidak pernah suka boneka tapi Appa selalu membelikan buku dan pensil warna untuk mu...maafkan anak perempuan mu ini yang tidak suka pakai Rok...yang selalu bertengkar dengan ibu pada saat beli baju lebaran...karna Ibu selalu memilihkan rok untuk aku..katanya di suruh Appa...tapi aku malah....minta celana model Over all..celana kodok...atau malah memilih baju yang sama dengan Aa..kakak laki-laki ku...hehehe.tetap saja di turutiMaafkan anak perempuan mu yang aneh ini...sampai sekolah pun ngambil jurusan yang aneh...pelayaran....perkapalan....tapi kerja di medis dan punya cita-cita jadi ibu rumah tangga yang punya side job penulis....aku bertahan di jakarta atas permintaan Appa...maafkan anak perempuanmu ini yang dari kecil sampai kuliah masih minum susu bendera...aku ingat tahun 98 Appa sempat minta ku untuk mengurangi minum susu... lagi krismon...susu mahal...sebulan bisa 5 kaleng susu sich...hehehehe.kalah bayi...maklum dulu gak doyan nasi...hehehe..maafkan anak perempuanmu ini yang belum bisa membahagiakan mu....meski qta sudah bertukar posisi...sekarang aku yang menggantikan posisi Appa...tulang punggung tapi aku belum bisasepenuhnya seperti Appa....tak tersaingi diri mu Pap....maafkan aku yang masih berpikir lebih mudah merencanakan travelling dari pada merencanakan pernikahan...karena qta punya cita-cita yang sama...pengen keliling Indonesia...tapi pasti suatu hari nati aku kasih Mantu terhebat di dunia untuk Appa....doakan ya pap...lagi hunting nich!hehehehe maafkan aku pernah sempat berkata kau bukan Ayah terbaik ku lagi saat merasa di kecewakan...semenjak itu... setiap kali aku mengucapkan ulang tahun sama Appa..."maaf kalo belum bisa jadi Ayah terbaik untuk mu dan gak pernah bisa membahagiakan mu..." selalu itu yang Appa bilang pada ku....setelah aku mengucapkan selamat ulang tahun pap...Tuhan... maafkan aku...harus nya aku bersyukur memliki Ayah seperti Appa...yang selalu membangunkan aku dari tidur, buatin nasi goreng untuk sarapan, mengantar aku ketempat kerja...meski kebalik...waktu kecil, semasa sekolah aku malah nggak pernah di antar jemput seperti sekarang...karna Appa sibuk kerja...dan dulu kami masih tinggal di bogor sedangkan Appa harus bekerja di Jakarta.Maafkan aku tidak pernah bisa jadi anak terbaik mu..tapi setidaknya aku sudah menang dari 2 anak laki-laki mu...kali ini bukan menang dari lomba lari yang sering qta lakukan setiap minggu pagidi kebun karet...waktu aku masih kecil...lomba balap lari dengan kedua saudar laki-laki...aku pernah sekali menang tapi setelah itu Aa di diagnosa kena penyakit jantung dan harus di operasi...kemenangan ku bukan karena aku paling cepat larinya tapi waktu itu Aa sakit...Jantungnya bocor,,,,dan qta nggak pernah lari pagi atau lomba lari lagi semenjak itu...tapi sekarang aku benar-benar menang dari anak laki-laki pertama mu itu...setidaknya soal pilihan hidup....hidup terlalu singkat untuk pilihan yang salah....Maaf anak laki-laki mu itu mengecewakan mu...Maafkan aku juga jika tanpa sepengatahuan mu aku pun pernah mengecewakan mu..meski aku selalu berusaha jadi anak baik di depan mu setidaknya menjaga kepercayaan dari mu...maafkan aku hanya bisa memeluk mu ketika adik perempuan ku melukai hati mu...tapi karna Appa dan Ibu...ketegaran itu aku kumpulkan untuk kalian...untuk untuhnya keluarga kita...dan Allah menyayangi kita semua,,,sehingga diberi keberkahan sekaligus nikmat...terima kasiih Ya Allah...Engkau telah menanugerahkan Ayah terhebat di dunia....berikanlah kesehatan untuk Appa...jangan biarkan Appa sakit seperti tahun kemarin....aku nyaris kehilangannya..ada penyumbatan di saluran pipisnya...batu ginjal dan prostad...maaf jika aku adalah anak paling bawel mengingatmu untuk tidak minum teh terlalu banya...untuk tidak merokok...maaf kalo aku suka mengomel kalo Appamemporsir tenaga...karna pada dasanya Appa orangnya gak bisa diam....karena aku takut kehilangan Appa dan Ibu...jaga mereka untuk ku...Yap... Appa...Appa...Appa...beliau adalah Ayah terhebat di dunia...dan Ibu Ibu adalah Ibu dan istri terbaik di dunia.....doa mu menjadi kekuatan untuk ku..."Eh...Uan...tidur....begadang mulu...!" Suara Appa yang keluar dari kamar...Naloh orangnya bangun...udah dulu ahhh ceritanya.......Untuk Appa Ocim ku...Ayah terhebat di dunia!@rmh keong
Bukan karena kita bertemu atau dipertemukan dengan unik? Yang jelas sekarang kita terpisah...bukan berarti berhenti saling mengingat, berhenti saling mencari..berhenti saling peduli,bukan berarti semua yang pernah ada tidak bisa dijalani kembali..bukan berarti kita harus saling menjauh, bukan berarti semua harus terhenti...hanya karna kesalahan yang pernah ada di antara kita...dan semua menjadi terbatasi...yang akhirnya kita menjadi orang asing...yang tidak pernah saling mengenal..Aku tidak pernah bisa menemui mu lagi..Aku kehilangan mu...Tuhan dimana Kau sembunyikan kecil ku itu..

perahu kecil....

Kecil....kamu memang telah menjauh sejauh jarak yang tak terjangkau pandang oleh kumeski amat mudah di gapai tapi aku tak akan mampu. Kecil....kamu memang telah memilikiwanita berparas manis jauh sebelum aku mengenalmu. Kecil....Dada ku sesak.Ingin rasanya melepaskan lingkar lengan wanita manis itu di bahu mu.Aku cemburu. Aku merasa kalah.Telah dikalahkan. dikalahkan oleh seorang wanita manis yang akan kamu perjuangankanuntuk kebahagianmu. Kecil...mestinya kumusnahkan saja rasa iniAku yang salah...Aku yang jatuh cinta padamu dalam sekejapAku ingin membuangnya jauh-jauh... Kecil....Namun wangi mu yang menyeruakdari lenguh napasmu masih tersisa di telapak tanganku, di pipi ku, di kuduk leher ku Kecil...Kupejamkan matamembayangkan mu tengah terlentang di dekat kukepala mu berada di pangkuanku bercerita sambil membelai-belai rambut mu..aku membayangkan bersandar di bahu mu lagimenggemgam jemari mu erattersenyum, tertawa dan bergembira bersama mu kecil...saat ini aku membayangkan bisa mendekapmu.bisa berpelukan dengan mu. lama sekali.berpelukan sungguhan, rasanya. kecil....pertemuan kita memang unikmenyentuh relung hati ku yang kosongAku yang salah mengartikan, mungkinaku yang sa;ah... Aku jatuh cinta pada muMaaf kan aku...jika ini membuat mu menjauhi ku... Untuk perahu kecil ku...miss u... @rmh keong

untuk mu sahabat....

Sunrise kembali berlaga Hiasi irama kicau pagi Dengan seribu cahaya malam Senyum dan tawamu Laksana embun kala fajar Tatapan diiringi nasihatmu Menolong, hindari kekecewaan Gayamu tak mau pudar Walau basahi tetes embun Jiwamu tak sering pudar Walau dibasahi tetes hujan jiwa tak sering mendung biar disirami kepanasan Tak ingin menjadi saksi Kesedihan parasmu Jangan sampai kuterbakar Menghentikan cucuran air matamu Tersenyum tertawa dan berhagialah Seperti alunan kicau burung dikala Sunrise… Lawan dan tolaklah kesedihan Umpama ombak laut sewaktu sunset Diri ini akan dibelakangmu slalu…

Di bulan April...

Jakarta, 1 April… Nama ku Rayhanun, perempuan yang usianya hampir menjelang tiga puluh tahun. Aku bekerja di sebuah stasiun televisi swasta, mengawali karier ku sebagai reporter lalu sekarang aku menjadi membaca berita. Dua tahun terakhir ini karier ku semakin menanjak, selain dedikasi, ada beberapa prestasi yang aku raih. Salah satunya aku terpilih kembali masuk dalam nomonasi award tersebut. Di stasiun televisi tempat ku bekerja, aku juga sedang di promosikan untuk menjadi pimpinan redaksi, ini semua berkat kerja keras dan kegigihan ku untuk meraih semua yang aku inginkan. Banyak orang-orang bilang aku adalah perempuan beruntung, selain karier yang mulai melambung tinggi, dengan wajah manis plus kulit sawo matang. Eksotis. Tubuhku semampai – 170 senti meter, penampilanku lumayan, termasuk ideal untuk ukuran perempuan masa kini. Aku juga memiliki rumah dan kendaraan yang cukup nyaman, aku membelinya dari hasil keringat ku sendiri. Aku perempuan pekerja keras, sejak lulus SMU aku sudah bekerja, berusaha mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk membiayai kuliahku sendiri. Tidak percuma dalam empat tahun ini aku sudah menyelesaikan kuliah dan meraih gelar sarjana komunikasi. Setelah itu barulah aku di terima kerja di stasiun televisi tempat ku bekerja sekarang. Selain bekerja aku juga menyediakan waktu luang untuk mengunjungi anak-anak jalanan. Setiap hari minggu di bawah kolong jembatan aku mengajari mereka, semacam pendidikan gratis . entah kenapa aku merasa semua ilmu yang aku dapat di waktu sekolah mau pun kuliah akan lebih berguna jika aku berbagi ilmu dengan meraka. Semua peruntungan karier ku memang berjalan mulus, tapi tidak untuk urusan percintaan. Boleh percaya atau tidak di usia yang sekarang ini aku belum menemukan pasangan jiwa. Memang saat ini ada satu laki-laki yang suda hampir setahun ini dekat dengan ku. Arga Rahaditya namanya, dia termasuk lelaki T : Tinggi, Tampan dan Terpelajar. Untuk criteria yang ketiga ini memang sudah terbukti. Lulusan S2 komunikasi Wichita State University (WSU), USA. Arga seorang bujang kepal tiga yang berprofesi sebagai wakil direktur stasiun televisi swasta yang baru berdiri empat tahun yang lalu namun nama stasiun televisi tersebut sudah meroket menyaingi stasiun televisi yang sudah lama berdiri. Sebelum Arga tidak ada satu pun yang bisa mendekati ku, boleh di bilang dia yang pertama. Aku memang selalu menutup diri, aku tidak pernah mau mengenal dekat laki-laki mana pun. Kalau pun ada itu hanya sebatas rekan kerja , aku hampir saja membenci laki-laki sebelum akhirnya mengenal Arga. Yang awalnya kami memang berteman, pembawaan Arga diam tapi temannya banyak, selain lugas dalam bertutur, Arga cukup pintar membuat kalimat-kalimat lucu yang mampu membuat orang yang berada dekatnya tertawa. Dia juga di kenal bijak pada bawahannya, selalu menerima masukan yang sifatnya positif. Walaupun hubungan ku dengannya belum genap satu tahun, aku merasa telah begitu dekat mengenalnya. Kami berdua cukup sering makan malam bersama, Arga juga ukup sering mengantarku pulang kerumah. Dari sana Arga selalu bercerita apapun yang sifatnya pribadi, tapi sebaliknya tidak, aku tidak pernah bercerita apa pun padanya. Aku belum bisa berbagi apa pun dengan Arga. Namun entah kenapa aku merasa jatuh cinta pada laki-laki ini, cinta yang pertama kali aku rasakan dan aku tahu Arga juga mencintai aku sejak pertama kali kami bertemu. Ada ketakutan dalam hatiku, apalagi saat Arga membicarakan keseriusan tentang hubungan kami. Dan dia mulai mengenalkan aku dengan keluarga besarnya, mereka cukup menerima aku dengan baik dan tentu saja meraka tahu siapa aku? “ Mbak Rayhanun… Pembaca berita favorit itu kan?” Ujar adik Arga yang bungsu waktu pertama kali bertemu denganku. Tapi lagi-lagi sebaliknya tidak, aku tidak pernah mengenalkan Arga dengan satu pun dari keluargaku. Dia memang sering mengantarku pulang, di rumah aku hanya tinggal dengan satu orang aisten rumah tangga. Arga pun sempat mempertanyakan kapan dirinya akan diperkenalkan pada keluargaku tapi aku selalu bilang semua keluargaku tinggal di kampung dan aku hanya tinggal sendiri di Jakarta. Pada suatu malam Arga datang ke rumah tanpa memberitahuku sebelumnya, dia membawa satu buket mawar putih yang cantik dan cincin berlian yang indah. Kali in Arga benar-benar serius melamarku, memintaku untuk menjadi istrinya, teman hidupnya. Tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut ku, saat itu aku hanya ingin pergi, meninggalkan kisah bahagia yang pernah ada dalam hidupku. “Maaf Arga aku tidak bsa menerima ini semua…” Kata ku tiba-tiba, saat Arga bermaksud memakaikan cincin di jari manis ku. “ Tapi kenapa Ray? Aku mencintai kamu, aku ingin berbagi sisa hidup ku dengan mu… aku benar-benar ingin kamu jadi istri ku..” Arga terkejut tapi aku tak bergeming, aku diam tak menyahut. “ Ray… aku benar-benar mencintai kamu dan kamu juga mencintai aku kan?” aku masih tetap diam, ingin rasanya memeluknya dan mengatakan aku sangat ingin menjadi istri mu Arga… Tapi aku tidak bisa. “ Aku mohon Ray… jadilah istriku.” Pintanya memohon. “ Maaf Arga… Tinggalkan aku sendiri… aku hanya ingin sendiri….” “Ray…kamu kenapa?” Arga terlihat tidak percaya atas ucapanku barusan. “Aku mohon Ar… Tinggalkan aku…” Aku mulai mendorong tubuh Arga yang mencoba mendekatiku. “Tapi kenapa? Apa salahku Ray?” “Aku hanya ingin sendiri…. Aku mohon tinggalkan aku sendiri…” Pintaku memohon. Kali ini Arga yang terdiam menatap kosong. Aku tahu dia tidak bisa menerima ini, tapi perlahan dia beranjak meninggalkan aku dan pergi membawa separuh jiwaku. “Oh Tuhan…. Apakah aku berhak bahagia bersama orang yang aku cintai?” Bisik batinku setelah aArga pergi meninggalkan aku. Sukabumi, 02 April Minggu pagi aku berdiri mematung menatap bangunan tua yang sangat aku kenal. Semalam setelah Arga meninggalkan rumah ku, aku langsung berkemas pergi dengan mobil ku menuju Sukabumi, dimana sebagian masa kecilku dihabiskan di kota ini. Dari sinilah aalku, dari bangunan tua yang bernama Panti asuhan Nurun Nisa dan di sinilah keluarga besarku. Di tempat ini pula aku menemukan kasih sayang yang sebenarnya, hampir setiap bulan aku mengunjungi tempat ini, sebagian penghasilan yang aku peroleh aku berikan untuk keperluan anak-anak yang tinggal disini. Dari mulai buku-buku, baju, perlengkapan sekolah, kasih sayang, semua yang aku lakukan untuk panti adalah bentuk rasa terima kasihku, walaupun begitu, tidak banyak orang yang tahu siapa sebenarnya aku, termasuk Arga. Dia tidak pernah tahu kalau aku pernah dibesarkan di Panti Asuhan. “ Hanun…sudah sarapan belum?” Suara Umi Saidah mengejutkan aku. “Umi??” Sahutku. Umi Saidah sudah seperti ibuku sendiri, kasih sayang seorang ibu aku dapat darinya, dulu aku sering menangis dipelukkannya ketika baru tinggal dipanti aku selalu dihantui rasa takut. “ Sarapan dulu, nanti kamu sakit Neng.” “Sebentar Mi… Aku masih ingin duduk disini.” “Ya nanti setelah sarapan kamu boleh duduk lagi disini… atau sarapannya di bawa kesini ya?” “ Ngga Usah Mi… Biar nanti saja…. Aku hanya ingin duduk di sini saja….” “ Sejak kecil kamu memang suka berlama-lama duduk disini, apalagi kalau kamu sedang sedih… Umi tahu, apa pun yang sedang mennggagu pikiran kamu sekarang…. Umi harap kamu bisa menyelesaikannya. Umi tinggal ya, sarapannya jangan lupa!” Ujar Umi Saidah dengan tatapan penuh kasih sayang yang sejenak membuat sejuk hatiku. Dan seketika aku memeluk Umi Saidah, aku menangis dipeluknya. “ Sudah lama sekali kamu tidak seperti ini Neng… jujur saja walau pun Umi merindukan hal ini tapi Umi tidak ingin menyaksikan kamu menangis atau duduk sendiri disini. aku benar-benar menangis. ‘ Umi tahu…pasti hal itu lagi yang buat kamu menangis…Lupakanlah Nak… Lupakan kenangan pahit itu…Jangan biarkan kejadian itu menghantui seluruh hidup mu…” Umi Saidah benar-benar seorang Ibu yang sangat mengerti aku, memahami kesedihanku, ketakutanku, hanya Umi yang buat hatiku tenang, yang menjadikan aku perempuan kuat, yang mendukung keberhasilan karierku selama ini. “Umi… Apa aku pantas bahagia, apa aku pantas di cintai laki-laki?” Kataku sambil terisak. “Hanun anakku… siapa pun pantas mendapatkan kebahagian termasuk kamu… mencintai laki-laki adalah hal wajar bagi setiap perempuan, terlebih pada laki-laki baik dan mencintai kita…” “Tapi Mi… Hanun itu kan….” Umi Saidah mencegahku bicara. “Hanun…kamu cantik, pintar, memiliki karier yang cemerlang dan sudah saatnya menikah… Lupakan masa lalu yang menjadi kenangan pahit dalam hidup mu…Umi rasa kalau laki-laki itu benar-benar mencintai kamu, dia akan menerima kamu apa adanya…Pasti ada laki-laki yang mau menikah untuk masa depan bukan untuk masa lalu…Kamu tidak perlu takut Nak..” Umi Saidah mengusap air mataku. “Apa benar itu Umi?” Tanya ku tidak yakin. “Benar sayang…karena kamu berhak bahagia…” Umi Saidah memelukku erat. Sudah tiga hari aku bermalam dipanti, aku mengambil cuti kerja dan benar-benar ingin merenungkan hidupku, tidak satu pun tahu tentang keberadaanku begitu juga dengan Arga. Handphone yang sudah beberapa hari ini tidak aku aktifkan kembali ku aktifkan. Tidak lama bunyi sms masuk. Sepulah sms masuk dari Arga dan tak satu pun ku balas. Arga menelpon. “Hallo…” “Sayang kamu dimana” Tanya Arga saat ku jawab telponnya. “Arga…Tolong cepat temui aku kalau kamu benar-benar mencintai aku…” “Ya sayang…ke ujung dunia pun aku akan menjemputmu…tunggu aku.” Sebenarnya aku merindukan sosok Arga dan sekarang dia berada disini menatapku dengan penuh Tanya? “Ray… aku merindukanmu.” Arga menyentuh tanganku. “Maafkan aku Arga…. Aku tidak bermaksud menyakiti hatimu, aku hanya ingin kamu tahu siapa aku sebenarnya…” Aku memperhatikannya agak lama, sampai akhirnya dia mengganguk. “Selama ini kamu mencintai aku tanpa tahu kehidupan masa laluku…Aku dibesarkan dipanti asuhan ini, tanpa tahu siapa orang tua ku…” Arga terkejut, matanya membelalak bersembunyi di balik kaca matanya, lalu dia mematikan rokonya yang belum separuh di isapnya. Arga menyandarkan tubuhnya di kursi yang di dudukinya sambil menarik napas panjang. “Apa pun masa lalu kamu…aku tetap mencintai kamu!” Sahutnya pelan tetapi yakin. “Bukan hanya itu Arga… Apa kamu masih mencintai aku kalau ternyata aku sudah tidak perawan lagi?” Aku diam sesaat.. “ Aku sudah kehilangan keperawanananku sejak kecil, aku korban permekosaan. Sebelum tinggal di sini aku hidup di jalanan…saat usia ku menginjak tujuh tahun aku baru di bawa ke panti ini, waktu itu kondisiku sangat memprihatinkan, jiwaku terguncang, pengalaman pahit itu menyisakan trauma, hampir seluruh hidup ku dihantui ketakutan, karena itu aku lebih memilih sendiri, aku memilih tidak pernah menjalani hubungnya dengan laki-laki, aku takut setiap kali aku ingin mencinta laki-laki perasaan takut itu selalu hadir… Tapi di saat aku bertemu kamu…aku berhasil mengatasinya, aku benar-benar mencintaimu tapi ketika kita mulai serius menjalani hubungan ini terlebih kamu menginginkan aku jadi istri mu…perasaan takut itu mulai menghantui lagi…aku takut kamu tidak bisa menerima masa laluku…aku takut kamu akan pergi setelah tahu siapa aku…dari mana asal ku…aku takut….” Aku menangis dihadapannya dan ini yang pertama kali. Selama ini aku tidak pernah memperlihatkan kesedihanku pada Arga. Aku melihat ada kekecewaan yang tepancar di wajahnya setelah mendengar ceritaku. Arga menatapku tajam tak bicara. “Kamu tidak akan pernah mencintai aku lagi kan?” Lanjutku. Kali ini Arga benar-benar terdiam, entah apa ynag ada dipikirannya. Aku beranjak dari kursiku. Arga tidak pernah mencegah atau mengejarku. Aku melihat Arga dari jendela kamar, sepertinya Umi Saidah sedang bicara dengannya. Tapi sesaat kemudian aku melihat mobilnya keluar dari pekarangan panti ssuhan, dia pergi meninggalkan aku di sini, dia tidak mencintai aku lagi. Arga benar-benar pergi dan munkin tidak akan pernah kembali . Sukabumi, 08 April Semalam aku tertidur dalam keheningan, udara dingin membuat tubuhku menggigil, berharap tertidur diselimuti pelukkan hangat, memberikan perlindungan ketenangan dan kenyamanan, seseorang yang tadinya akan memberikan kekuatan hati telah pergi meninggalkan aku. Rasanya Arga begitu berarti buatku namun aku menyadari cinta tidak selalu indah, cinta hanya ada di buku dan puisi tidak di kehidupan nyata. Apalagi untuk seorang Rayhanun, seorang anak yang lahir kedunia tanpa tahu siapa orang tuanya, seorang anak sebatang kara hidup di dunia nestapa. Kebahagian tidak akan pernah menjadi milikku, kini Arga yang menghilang meninggalkan aku. Semenjaka hari itu dia tidak pernah menghubungiku lagi.bagaimana aku harus hidup dengan segala kerinduanku tentangnya? Pagi ini aku putuskan untuk bermain bersama anak-anak dipekarangan, bernyanyi, membacakan cerita, menemani mereka bercanda, tertawa melupakan segala kegundahan hati. “Ray….” Suara itu mengingatkan aku pada Arga. Ternyata itu benar-benar Arga, dia kembali. “Ray…Apa kamu mau punya suami kaya aku?” Tanyanya. Seketika itu aku menghampiri dan memeluknya. “Ya…” Hanya kata itu yang keluar dari mulutku. “Kalau begitu hari ini kita menikah….bulan depan resepsinya.” “Gila kamu ya…Mana mungkin secepat itu?” “Aku memang gila sayang… aku akan gila kalau kamu tidak menikah denganku.” Ujar Arga dengan senyum khas. “Tapi semunya butuh persiapan…harus ada penghulu, wali hakim dan orang tua kamu gimana?” Tiba-tiba Arga menarik tanganku dan membawaku ke ruang tamu panti asuhan. Betapa terkejutnya saat aku berada di sana. “Lihat sayang…mereka semua sudah berada di sini, kita siap menikah sekarang?” Siang itu di bulan April pernikahan aku dengan Arga benar-benar terjadi. Tuhan….ternyata Kau selipkan juga kebahagian untukku. 20.43 Thu 05.04.07 twul

ANAK - ANAK WANGI MATAHARI....

Nanggalo. Padang. “Nama mu siapa?” Sapa ku pada seorang gadis cilik yang sedang bergelendot dengan Ibunya. Sesaat aku mengelus pipinya yang lembut. “Nur Hikmah Kak…” pelan jawabnya.tersipu malu. “Nama kakak…Wulan…kamu Kelas berapa?” Tanya ku lagi sambil memegang tangannya. “kelas tigo.” “Mau main sama Kakak?” “Mau…” Senyum gadis kecil itu mengembang. Damai rasanya hati ini menyaksikan itu. “Hayo…”Ajak ku menggandeng tangannya. lalu menghampiri ku sambil menatap ke arah Ibunya memohon Izin. Ibunya mengangguk. “Aku harus memanggil kamu Nur atau Hikmah Nih?” Tanya ku padanya yang sudah duduk di sebelahku. “Panggil Ikma saja Kak…” lalu ada seorang gadis cilik yang lebih kecil usia dari Ikma menghampiri ku. “Kalau ini siapa namanya?” Tanya ku langsung. “Rara…” Sahutnya lantang. “Rara…namanya yang bagus…” “Shafira namanya Kak…Itu Riri adiknya….” Celetuk Ikma. “Ow…Shafira namu mu cantik… Rara dan Riri kakak beradik ya?” Rara yang ditanya hanya manggut-manggut. “Yang itu Uun…Kak….” Ikma memperkenalkan lagi satu anak kecil tapi kali ini anak laki-laki yang usianya sekitar tiga tahun. “Hmmm…Uun?” Aku melihat Uun teringat film Upin dan Ipin. Uun anak yang lincah. “Iya Uun adik Rara juga kak.” Lanjut Ikma. “Ow..jadi adik mu dua Ra? Riri lalu Uun…” kataku sambil mengelitik Uun yang duduk di pangkuan ku. “Yang itu siapa namanya?” “Itu Fajar…yang itu Putri dan itu Adit….”Jelas Ikma. Mereka berkumpul mengelilingi ku. “Kak…kak Wulan dari Jakarta?” Tanya Riri yang membawa piring kaleng berisi nasi dan ikan. “Iya…kakak dari Jakarta datang ke Padang mau bermain sama kalian.” “Jakarta jauh kak…?” mulut Riri penuh dengan nasi tapi suaranya masih terdengar lantang. “Iya jauh…” lalu salah satu dari mereka ada yang memotong pembicaraan Riri, tapi aku tidak mengerti mereka bicara apa….mereka berbicara dengan bahasa Minang dan aku tidak mengerti. Jadilah aku sebentar-sebentar bertanya pada Ikma untuk minta di terjemahkan, agar bisa berkomunikasi dengan mereka. Syukurnya Ikma mengerti kesulitanku dan dia selalu berbicara dengan bahasa Indonesia denganku. “Di Jakarta ada gempa tidak Kak?” Tanya Riri di sela makan siangnya. “Di Jakarta juga pernah gempa Ri… Tapi tidak sebesar gempa di Padang.” “Ada rumah yang rubuh Kak?” Kali Rara yang bertanya. “Tidak…karna gempanya kecil, rumah mu yang mana Ra?” “Itu Kak…” Rara menunjukan satu bangunan rumah yang tidak jauh dari tempat kami duduk. “Rumahnya rubuh kena gempa kak…” Teriak Putri. Aku terpaku diam. Memandangi rumah yang rubuh dan sudah rata dengan tanah lalu aku menatap Rara yang tertunduk. Ingin rasanya memeluknya tapi aku hanya bisa mengusap kepalanya. “Rara kelas berapa?” Aku berusaha membuyarkan lamunan Rara. “Kelas satu…” “Kalo Uun…Uun sudah sekolah belum?” “BELUUUUMMM…”Teriak Uun tepat di kuping ku. Mereka semua tertawa melihat aku yang terkejut. Senangnya menyaksikan tawa riang mereka. “O iya nama sekolah kalian?” “SDN Gurun Laweh 17 kak…” “Sekolahnya juga rubuh Kak….” Aku diam lagi. Sekolah mereka pun tak luput dari gempa. “Kita ke sana yuk kak….” Ajak Rara. Belum sempat aku menyahut, tangan ku sudah di tarik-tarik oleh Uun. ‘Hayo…hayo…kita ke sekolah.” Aku digiring oleh anak-anak wangi matahari. Aku melihat bangunan sekolah yang rubuh, yang tersisa puing-puing berserakan dan di sana ada satu tenda darurat yang didirikan untuk menggantikan sekolah mereka, tempat belajar mereka. Apa rasanya belajar di tenda darurat, sudah pasti konsentrasi belajar mereka terganggu, kapasitas tenda darurat terbatas, tidak bisa menampung semua murid dari kelas satu sampai kelas enam. Mereka harus berbagi waktu dan berbagi tempat...dalam satu tenda itu ada tiga kelas. Kelas satu sampai kelas tiga masuk pagi, kelas empat sampai kelas enam masuk siang. Belum lagi suara helikopter yang lalu lalang mengantar logistik… anak-anak selalu berlari keluar tenda kalau mendengar suara helicopter… reaksi mereka beda-beda, sebagian ada yang senang melihat helicopter, sebagian lagi ada yang lari ketakutan karna mereka masih trauma. Setelah menemui petugas sekolah kami berpamitan. Hari ini aku, Mas Aliyth dan Mas Kika tidak bisa bermain dan bergembira dengan mereka. Kami datang setelah anak-anak selesai sekolah dan mereka semua sudah pulang yang tersisa hanya Ikma, Rara, Riri, Putri, Uun dan Fajar yang memang tempat tinggal mereka dekat dengan sekolah. Kami berjanji besok akan datang lagi bermain dan bergembira bersama mereka dengan teman-teman yang lain. kami sempat berphoto dengan anak-anak wangi matahari, mereka senang, mereka sama seperti kami…banci kamera dan narsis. Aku diantar ke mobil oleh anak-anak…. “Kak Wulan jangan pulang…” Pinta Ikma sambil merengek manja. “Iya…besok kakak datang lagi kita main sama-sama ya…sekarang kakak pamit dulu ya…” Kata ku pelan, tidak tega sebenarnya. Lalu Ikma mencium tangan ku. di ikuti Rara, Riri, Uun, dan yang lain. “Kak… besok datang lagi ya…” kali ini Rara. “Iya…kakak janji…” Ikma tidak melepaskan tangannya dari tangan ku. Tuhan…baru sekitar satu jam aku bertemu mereka tapi kenapa sulit sekali berpamitan dengan mereka. “Oke… Sekarang peluk Kakak.” Pinta ku tiba-tiba. Mereka spontan memelukku bergantian. “Aku boleh cium kak..” Pinta Ikma mengejutkanku. “Boleh..” Aku menyodorkan pipi ku kearah Ikma. Dia mencium ku lembut…Uun menatapku. “Uun mau cium juga….” Tanpa basa-basi Uun kecil mencium pipiku terasa ada cairan dari hidungnya menempel di pipi ku, lalu yang lain pun ikut mencium ku. dan tercium oleh ku aroma tubuh mereka yang khas… Hmmmm…aku tersenyum dalam hati. Ini wangi matahari… ini lah wangi matahari….meski orang bilang ini bau matahari tapi aku lebih suka menyebutnya wangi matahari. Aroma khas tubuh anak-anak yang bermain di bawah terik matahari. Waktu kecil aroma tubuh ku pun seperti itu. *bersambung.* ~anak-anak wangi matahari aku merindu kan kalian… sangat merindukan kalian….~ Untuk Ikma, Rara, Riri, Uun, Putri, Fajar… @rumah Keong *111109* -Twul-

kamu...

Kamu matahari pagiku Kamu memberi napasku setiap hari Kamu adalah embun yang daun lahirkan Menetes sesaat mentari bersinar Kamu adalah penyemangat yang datang Diantara keterpurukan yang menderu Kamu adalah sejuk yang angin bawa Kamu adalah sinar yang mentari lahirkan Setelah fajar pergi kamu adalah air mata. Tapi ketika membayangkan kamu… Kamu adalah alasan mengapa duniaku ada…

TEMUI AKU DI JAKARTA....

Kisah ini berawal dari ketidaksengajaan aku menemukan satu nama di Phonebook. Bara nama seoarng teman sekolahku dulu. Aku mengirimkan sms sekedar menanyakan kabarnya, karena sejak tiga tahun ini aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Dua hari setelah sms itu terkirim aku baru mendapatkan balasan sms dari Bara, ternyata dia berada di Sulawesi. Ada urusan yang menyangkut pekerjaannya, hampir semalaman aku dan Bara ber-sms ria, jadi saling curhat, Bara baru saja putus dan tahun ini dia gagal menikah. “Duh… Kasian banget sih Bara.” Bisik batinku. Ops… Kenapa jadi mengasihani orang, yang perlu dikasihani itu seharusnya aku sendiri? Boror-boro berencana menikah, sudah tiga tahun ini aku tidak punya pacar alias jomblo!! Sdangkan umurku sudah mengijak 25 tahun, malah kasihan sama Bara? Habis gimana dong aku kan orangnya gampang iba… Ngomong-ngomong kenapa Bara tidak melamar aku saja ya? Sudah pasti aku terima… Sejujurnya dari dulu aku memenga kagum sama dia. Bara cerdas. Maksudku sangat cerdas, dia pernah menjadi ketua Osis disekolah dan dulu kami sering berdiskusi tentang segala macam, mulai dari masalah ekonomi, rsisme, politik dalam dan lur negri sampai hal-hal ringan seperti film, traveling, buku dan sebagainya. Tapi kami tidak pernah bercerita tentang maslah pribadi. Kenapa sekarang kami jadi saling curhat ya? Bara bilang mungkin baru sekarang merasakan nyaman untuk saling bercerita. Semenjak itu tidsk pernah berhenti saling mengirim sms, khususnya aku sendiri, malah kelimpungan kalau satu hari tidak dapat kabar dari Bara. Parahnya aku kejauhan berkhayal… aduh repot nih, masa aku berharap jadi pacarnya Bara beneran. Stop it… stop it.. itu tidsk mungkin terjadi karena Bara tidak mungkin menganggapku lebih dari sahabatnya. Lupakan Bara!jangan berlebihan sakit hati baru tahu rasa! Bip…bip… bip… Hallo Gadis, gi ngapain sayang? From : Bara Ya ampun sms dari Bara? Tuh kan aku sendri jadi bingung kenapa sekarang aku merasa lebih dkat sama Bara padahal dia berada ditempat yang jauh di sana. Lagi melamun d kmr From : Gadis Melamun? Mikirin aq y? From : Bara Iya. Hehe… Abs Bara kpn k JKT? From : Gadis Sabar dunk, Bara pasti dtng… From : Bara Yep… Aku larut, aku terbuia, aku kembali terjebak… dimana pun Bara berada aku selalu menemaninya walaupun hanya lewat sms atau sesekali telpon. Dan Bara berhasil mengembalikan aku dirunga yang pernah membuatku sakit… Aku jatuh cinta padanya? Hah??? Bagaimana bisa? Ini gila… dan aku gila… Tuhan tolong aku jangan biarkan hidupku berakhir di rumah sakit jiwa. Rasa ini telah mempermainkan aku lagi, menyakiti hatiku dan meracuni segala isis pikiranku. Bagaimana ini bisa terjadi? Bara tidak pernah berada didekatku atau disini bersamaku? Tapi kenapa aku begitu merindukannya? Kenapa aku begitu ingin memilikinya? Rasa ini sudah ada sejak dulu dan sekarang terkuak hampir membuatku gila, aku memang begitu mengaguminya… aku begitu trgoda oleh kata bijanya yang selalu memberi kenyamanan, rasa ini tidak pernah berhenti bersarang di kepalaku dan ragaku… semakin parah karena aku tidak pernah tahu apakah aku dapat memiliki dirinya. Aku takut mencari makna tentang ini Pagi Bara… From : Gadis Message failed Bara lg ngapain? From : Gadis Message failed Kenapa… kenapa handphonenya terus menerus tidak aktif?Bara dimana kamu? Empat hari yang lalu terakhir membalas sms, selanjutnya sms yang aku kirin failed alias gagal terkirim. Dan lagi-lagi ini membuatku gila… gila sejadi-jadinya, seharian melamun memandangi handphone berjaga-jaga kalu ada sms masuk di inbox. Rupanya Bara terlalu sibuk atau memeng tidak pernah ingat sedikit pun tentang aku. Bara kamu belum tahu ya ? aku juga baru sadar karena semuai ini seseutau yang terpendamp lama sekali… hingga akhirnya muncul dipermuakan hati, dulu aku selalu berpikir kuncing kampong seperti aku mana mungkin bisa memilikimu? Matamu saja enggan melirikku… dan tentu saja aku kalah telaj dengan Rani pacarmu dulu disekolah atau pacar terakhirmu yang emninggalkan kamu karena dijodohkan orangtuanya. Sekarang pacar-pacarmu itu telah pergi, hanya aku yang tersissa, yang diam-diam berharap mmilikimu… Hallo gadis… sorry br bls Coz kerjaan aq bnyak. Lagian kalo Di hutan signak hp agk susah From : Bara Akhirnya di bls jg… Kmn aj km? u know what? U always on my mind… Btw ud mkn? From : Gadis Hehe… cuaca pana s ky gni Km mash ngerayu aq? Ini bru aj mkn.. From : Bara Aq tdk sdng merayumu Bara? From : Gadis Saling berbals sms terus berlanjut tanpa disadari rasa rindu ini terkuak. Dan aku belum tahu akan seperti apa akhirnya? Biarkan saja mengalir seperti air, seperti yang pernah Bara bilang tentang kehidupan “ Biarkan hidup kita mengalir seperti air.” Sadar atau tidak kami berdua sedang mengalir mengikuti arus air. Bara telpon ketika aku jatuh sakit. Dia begitu mengkhawatirkan aku, Bara mendoakan aku agar cepat sembuh, dia memberi perhatian lewat sms, mengingatkan aku minum obat dan lain-lain. Meski aku belum tahu tentang perasaannya Bara yang sebenarnya tetapi kebaikannya melebihi apapun yang aku pikirkan tentanya. Biarkan saja begitu sampai waktu yang menjawab, paling tidak saat ini aku bisa berbagi apapun dengan dan itu membuatku tersenyum. Percaya tidak percaya aku harus mersakan ini lagi, sendiri dalam Tanya? Berharap dalam gelap, bergantung dalam diti… aku tahu apayang aku rasakan sudah sering kali singgah, tapi ini sedikit berbeda… ya, ada yang berbeda disini, aku takut, aku malu mengakuinya tapi aku yakin kebahagian ada bersamanya. Aku tidak bisa berhenti berpikir tentang Bara, aku selalu saja ingin berada didekatnya bahkan saat dia membuka matanya untuk sekedar mengucapkan selamat pagi untuknya… aku ingin berikan perhatian untuknya, aku ingin memeluknya dan mengatakan “brsandarlah dihatiku disaat harimu lelah.” Aku ingin kata sayang itu tulus dari hatinya bukan hanya kata manis atau iseng belaka… berharap lebih darinya yang berada sangat jauh disana, aku sangat merindukannya tapi perasaanku takut, takut apabila dia tidak merasakan getaran yang aku rasakan, aku takut kalau ini just for fun. Aku takut jika Bara mengetahui perasaanku yang sebenarnya dia akan menyuruhku membunuh rasa ini, seperti yang pernah dilakukan oleh Ardi tiga tahun lalu.. perasaanku pada Ardi kurang lebih seperti yang kurasakan pada Bara saat ini. Namaun aku pikir Ardi adaalah cinta tapi ternyata hanya sahabat setia. Di saat Ardi sedih dan kecewa pada pacaranya, dia pergi mencariku, di saat dia mersa bahagia aku diabaikan. Bisa kubayangkan jika yang aku rasakan pada Bara saat ini akan berakhir seperti kisahku dengan Ardi. Hancur berkeping-kepinglah hatiku. Malam ini aku kesepian dan begitu merindukan Bara, rasanya ingin sekali aku jujur mengatakan perasaan ini. Bara, apa pernah merasa kesepian? From : Gadis Knp Dis? From : Bara “Kenapa Dis?” Ini kata-kata yang sering dipakai oleh Ardi, aku berpikir lama untuk membalas sms-nya, karena ingatnku kembali pada RAdi dan membuatku takut. Alam tak bersahut Pagi tak bersinar Siang tak terasa terik Lembayung sore tak Nampak Malam tak berbintantg Suar kegelisaahn hati Terdengar sayu-sayup Mengiringi kesunyianku. From :Gadis Hehehe… Lonely bgt nih kynya? From : Bara Omigod… ingatanku benar-benar kembali pada Ardi. Pikiran jelekku mulai merasuki dan ingtanku benar-benar kembali pada Ardi, aku merasa Bara akan melakukan hal yang sama dengan Ardi, Bara akan meninggalkanku setelah tahu apa yang aku rsakan padanya. Bara akan menyuruhku membunuh rasa ini. Oh… Tuhan apa yang kurasakan ini salah? Aku menarik napas mencoba kembali membalas sms. Aku harus mengakhiri rasa ini, aku harus melupakan Bara, aku harus berhenti berpikir tentangnya, aku harus berhenti mengiriminya sms, jika tidak aku kan merasakan hal yang sama seperti dudlu. Diabaikan begitu saja hanya karena perasaan cinta itu terlanjur hadir dalam hatiku. Ardi benar-benar tidak ingin menemuiku, dia menghindariku bhakan tidak sudi lagi membalas sms dan menjawab telponku. Musnahlah aku. Selama tiga tahun ini aku terpuruk oleh cinta, aku terjebak sendiri oleh bayangan Ardi sampa kau menemukan Bara, rasa ini hadir kembali namun berbeda, perlahan aku berhasil melupakan Ardi, aku bangun dari keterpurkanku, tapi aku kembali dibuat gila olehnya, aku dibuat gila oleh perasaan yang berkecamuk mengelora di hati, yang begitu indah bila ku hidup bersamanya, seolah smuanya menjadi nyata saat hidup berdampingan dengannya. Ada aku, Bara dan anak-anak kami…. Tuhan… akankah dia merasakan hal yanga sama seperti yang aku rasakan? Stop it… Aku harus melupakan Bara jika tidak ingin merasakan sakit seperti tiga tahun lalu,,,, 05.30 Pagi Bara sayang… ud bangun? From : Gadis Pagi jg sayang… Ud bangun qo Dari tadi, skrng lg nonton Tv Sambil siap2 mo kerja… From : Bara Ud sarapan blum? From : Gadis Ini lg sarapan, km mauuu? From : Bara Pagi ini tetap saja begitu. Tidak berubah pikiran bahkan mungkin tidak mampun untuk merubah. Setiap membuka mata, isi kepala tertuju pada Bara seorang. Apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku? Apa aku benar-benar jatuh cinta pada Bara? Ini cinta atau luka? Aku harus bisa melewati rasa takut yang telah membelenggu dihatiku, luka yang ditinggalkan Ardi harus segera disembuhkan bahkan seharusnya sejak dulu. Aku juga harus cukup kuat untuk menerima segala kenyataan, bagaiman a pun Ardi dan Bara berbeda… mereka berdua adalah orang yang berbeda, tidak mungkin Bara melakukan apa yang Ardi lakukan. Sekarang langkahku penuh keyakinan, walaupun tak tahu arah, hanya mencoba mengalir menyusuri arus dan berharap tidak ada yang membendung hingga kudapatkan kebahagian bersama Bara… Ya bersama Bara. Mulai hari ini akan ku kejar dia!!! Hujan deras di sore bersama dengan orang-orang yang juga berteduh. Sepintas aku melamun dalam bayangku langsun g tertuju pada Bara. Bara Aq ssendirian From : Gadis Tiba-tiba hanndphone berdering. Rupanya Bara menelpon, cepat-cepat aku menjawabnya. “Hallo…” “Gadis… Kamu dimana?” “Aku di halte… hujannya derasa banget.” Sahutku. “Sabar ya tunggu hujannya sampai reda… atau kamu pakai taksi aja ngga usah nunggu bis.” “Masalahnya dari tadi ngga ada satu pun taksi yang kosong Bara… Bisnya juga belum datang. Mungkin jalanannya banjir.” “ Yaaaa…. Gimana dong?kalo aku di Jakarta aku jemput deh, sabar aja ya… Emang lagi musim hujan… disyukuri aja.” “Iya… kamu udah pulang kerja?” “belum, masih dilapangan bentar lagi juga pulang. Gadis kamu beneran ngga pa-pa?” “Iya aku baik-baika aja koq.” “Ya udah kalo gitu kamu hati-hati ya… kalo sudah samapi dirumah kabari aku ya?” “Okey…” “Ya… bubye!” Setelah berhasil sampai kerumah aku ber-sms ria dengan Bara. Kusadari ini sudah berlangsung hampir lima bulan. Kedekatan yang terjalain antara aku dan Bara mengalir tanpa mengungkapakan isis hati masing –masing dan ini semua hanya terjalin lewat sms dan telpon. Dan ini sungguh menyiksaku. Perasaanku terhadap Bara semakin tidak dapat kukendalikan, aku benar-benar jatuh cinta padanya namun terasa berat untuk mengatakan sejujurnya tentang segala isi hatiku karena akua begitu takut kehilangan dia, aku juga takut ini akan menghancurkan kenyamanan yang telah tercipta dan kedekatan yang ada selama ini. Aku juga tekut jika ternyata Bara tidak merasakan yang aku rasakan. Sejujurnya aku masih takut ini luka dan bukan cintan… Ahh… Sudahlah biar semua berjalan seperti ini, aku akan menungggu Bara… kalau Bara merasakan yang aku rasakan pasti lambat laun dia akan bicara jujur padaku tentang isi hatinya atau tentang kejelasan hubungan kami. Hey… seharusnya naluri lellakinya sudah dapat merasakan atas segala yang aku rasakan? Bukankah perhatian yang aku berikan selama ini melebihi batas normal seorang teman, hampir setiap hari aku mengirimnya sms, bukankah itu sudah cukup mewakili perasaanku yang sebenarnya. sampai detik ini memang tidak pernah membahas perasaan masing-masing. Bara seandainya aku dapat mengetahui apa yang kamu rasakan, dan seandainya Bara memang untukku, menemaniku dimasa yang akan datang. Berapa malam berikutnya perasaanku mulai bingung. Sms yang aku kirim tidak berbalas dan aku sama sekali tidak mendapatkan kabar dari Bara. Ya Tuhan kemana dia? Sedetik kemudian segera kupencet tombol telpon. Voice mail. Aku bencin bicara dengan mesin. Cepat-cepat ku tutup telpon. Sejam kemudian aku pencet nomornya lagi, oke, masih voice mail. Aku coba tinggalkan pesan. “Hai, Bara kamau ada dimana?” Setelah dua jam menanti dengan gelisah, Bara belum juga menelpon. Aku sampai rela tidak beranjak kemana-kemana karena takut dia akan menelpon saat aku tidak berada ditempat. Menunggu… Menunggu… Menunggumu…. Tiba-tiba terpikir olehku. Lebih baik aku coba telpon lagi. Masih voice mail. Aku kembali tinggalkan pesan. “Hey, Bara its me again. Koq belum telpon atau balas sms… setidaknya kabari aku.” Sampa larut malam Bara belum juga menelpon atau membalas sms-ku. rasa kantuk semakin menyerang dan badan terasa semakin lelah, akhirnya mataku terpejam dan aku tertidur pulas. sampai jam tiga pagi aku terbangun belum ada satu pun telpon dan sms yang masuk dari Bara. Saat sarapan aku mengirim sms kepada Bara. Bara km dmn? Knp km ga pernah bls sms aq lg? From : Gadis Tidak lama kemudian Bara akhirnya membalas sms-ku. Sorry Dis… Aq bnr-bnr sbk. Pulng cm sbentar, ini juga uda mau brangkt Lg k Moramo. From : Bara Pikiranku kembali mengembara setelah membaca sms balasannya. Bara benara-benar sibuk dengan pekerjaannya, semoga itu benar adanya dan semoga itu bukan hanya alas an untuk menghindariku. Aku selalu taku itu terjadi. Mungkin saja Bara sudah mengetahui apa yang sebenarnya aku rasakan dan dia memilih menghindar dengan cara ini atau sebenarnya dia sudah muak dengan segala sms dariku tapi Bara tidak tega untuk mengatakan. “Tolong berhenti sms gue… dan jangan ganggu gue lagi!” Huss… cepat-cepat kuhentikan pikiranku barusan. Bagaimana kalau ternyata Bara benar-benar sibuk dengan pekerjaanya dan memang tidak sempat membalas sms atau menelponku. Tapi setidaknya pagi aku sedikit tersenyum, walaupun Bara sibuk dia masih sempat membalsa sms-ku dari sekian banyak sms yang kukirim untuknya… Stop it Gadis, bisa saja dia benar-benar menghindari?! Satu minggu lebih Bara sudah tiadak terlalu sering membalas sms-ku, kami juga sudah tidak pernah lagi ber-sms ria. Hatiku perih merasakn ini, ketakutan itu masih bersamaku, pikiranku pun makin kuat bahwa saat ini Bara benar-benar menghindar dariku. Aku lelah seperti ini sendiri dalam Tanya, berkemelut dalam hati, tak pernah terbayangkan aku kembali ke ruang yang sama, aku terjerebap. Apa yang harus aku lakukan untuk mengakhiri ini/ Aku harus bicara pada Bara tentang semua ini, tentang segala isi hatiku yang sejujurnya. Dia harus tahu. Tapi gimana cara memberitahunya? Pikiranku kemabali mengembara jauh… Kira-kira apa reaksinya nanti? Berbinar-binar dan memelukku sambil berbisik “ Aku sayang kamu juga Dis.” Atau Syok kemudian Bara menggemgam tanganku dan berjanji sehidup semati. Atau justru kabur, menyuruhku membunuh rasa ini. Karena tidak sepantasnya seorang Gadis jatuh cinta pada seorang Bara. Dan aku kembali seperti tiga tahun lalu… terpuruk oleh cinta bertepuk sebelah tangan. Oh… Tuhan yakinkan aku kalau dia bukan milikki. Kenap hidupku selalu digariskan seperti ini/ dihadapakn paa persolan yang sama. Aku hampir saja seperti keledai jika mengulangi kesalahan lagi. Ada banyak pilihan tapi semuanya tidak mungkin kupilih karena aku takut kehilangan semua ata biarkan saja begini, biar rasa ini terpendam dalam hatiku. Lama-kelamaan perasaan itu akan hilang dimakan waktu, tapi samapi kapan? Kalau begitu aku yang akan tersiksa jika rasa tidak mau pergi, aku akan menderita seumur hidup karena tidak bisa melupakan Bara. Bukankah cinta sperti kentut, kalau ditahan-tahan ya jadi sakit. Seharusnya cinta itu diungkapkan saja? Entahlah aku bingung… Dua minggu setelahnya. Aku berjalan pulang dengan langkah gontai dan pikiran yang berkecamuk. Apalagi selain Bara… Bara dan Bara yang aku pikirkan. Sampai di ujung jalan menuju rumahku tidak terasa aku menitikkana air mata, ternyata Bara benar-benar menghindariku, menghilang dan aku tidak prnah mendapatkan balsan apapun dari sms yang aku kirim, apalagi balasan cinta yang kurasakan. Ini menyakitkan hatiku. Dadaku tersa sesak sekali, air mata tidak terbendung lagi. Rasanya ingin sekali cepat-cepat sampai dirumah berlari ke kamar, memluk bantal dan menangis sejadinya. Saat langkahku memasuki pekerangan rumah. “Gadis!” Aku mendengar seseorang berteriak memanggil namaku dari kejauhan. Sejenak aku berdiri mematung, ragu-ragu benarkah ada yang memanggilku? Ketika membalikkan badan, terlihat seorang laki-laki berdiri. Bara. “Gadis.” Aku berhamburan menghampirinya. Kemudian Bara Mendadak menarik tubuhku dan memeluku erat. “Gadisku… Kamu adalah Gadis terbaikku…” Dia semakin mempererat pelukananya. “Menikahlah denganku…” Bisiknya pelan. Aku menangis dipelukannya. Sayup-sayup terdengar dari radio tetangga. Lagunya Naff Yang berjudul ‘akhirnya ku menemukanmu…. NORAK… Biarin sirik tuh… Yep… Akhirnya Bara menemuiku di Jakarta. dia benar-benar menjadi milikku dan akhirnya aku berani mengatakan sejujurnya tentang perasaanku meski hanya lewat E-mail… Tapi aku tidak mengambil pilihan yang salah, karena hidup terlalu singkat untuk pilihan yang salah. To : BarataYuhda@Yahoo Subyek : Temui aku di Jakarta From : Gadis_koe@yahoo Hey… its me again… Bara akua ngga tahu kamu berada dimana sekarang? Tapi aku ingin kamu tahu Bahwa ada sesuatu yang menyentuh ruang hatiku Sesuatu itu ada, sesuatu indah, Sesuatu itu cinta, sesuatu itu kamu Bara Kamu telah mengisi benakku dan ngga mau pergi Aku udah berusaha mengusirnya… Maafkan aku Bara Rasanya ingin sekali menghukum perasaanku yang salah ini Aku juga tidak mengerti apa artinya ini, Sebenarnya aku juga ngga berani mengungkapkan ini, Aku sendiri takut, ini akan membuat kamu menghindar dari aku Atau kamu menyuruhku membunuh rasa ini. Apa kamu Ingat kisahku dengan Ardi? Aku takut apa yang aku rasakan padamu akan berakhir sama. Awalnya aku pikir aku bisa membunuh rasa ini Tapi aku malah ngga bisa mengendalikan rasa ini lagi Aku juga ngga tahu alas an apa yang membuat aku tertarik Padamu Bara? Karena aku susah mengartikan ini, aku anggap saja Sebagai jatuh cinta… Seperti yang aku rasakan pada Ardi Tapi lebih parah, kamu membuat aku merana karena Aku tahu cintaku ini akan membuatku kehilangan kamu Kamu bikin aku frustasi karena aku begitu takut kehilangan kamu Maafin aku Bara… Aku ngga bisa lagi menghindar dari kenyataan ini Aku udah ngga sanggup menahan semua ini Maafin aku Bara… Aku ingin menggemgam tanganmu, memelukmu dan merasakan Debaran jantungmu… Walaupun munkin kamu ngga mengharapkannya Aku Cuma ingin kamu tahu tentang perasaanku Aku sayang kamu, aku cinta sama kamu lebih dari Apapun yang pernah aku rasakan sebelumnya Kalo kamu merasakan apa yang aku rasakan sekarang Aku harap temui aku di Jakarta….Please. Kalo ternyata sedikit pun aku ngga pernah ada di ahti akmu Pergilah sejauh mungkin… sampai aku ngga mampu lagi Untuk ingat sama kamu… Coz aku tahu Kalo mencintai seseorang harus rela Membiarkan orang yang dicintai bahagia Walau cintanya bukan untuk aku Bukankah lebih menyenangkan hidup bersama Dengan orang yang kita cintai? Karena itu Bara Makasih udah baca dan balas sms dari aku Makasih udah ngasih perhatia untuk aku Makasih udah buat aku nyaman Makasih selama ini udah baik banget sama kau Bara rasanya berjuta-juta terima kasih untukmu Plz… kalo kamu merasakan apa yanga kau rasakan Temui aku di Jakarta Coz u’re my B 4ever… ~Gadis~ Twul_ghetuglindri@yahoo Thu,22feb07. 03 : 32 Dedicated for my ‘B’