Rabu, November 10, 2010

Hutan kecilku...

Hutan kecilku menatap arah barat. Lama nian terbayang diam. "Merapi akhirnya memercik." Hutan kecilku bergoyang elemennya di terpa abu. "Dapat salam dari Merapi." Ia berkata padaku. "Kau sudah lama menghindarinya, ia mencintaimu." "Aku sibuk." jawabku asal. Jika tak sempat bertandang gemuruhnya akan slalu berkumandang. "Jangan sudutkan aku, Merapi tak seperti itu." Hutan kecilku terkekeh-kekeh. "Tak usah kau anggap omonganku barusan. Abaikan saja aku hanya bercanda." "Meletusnya Merapi bukan karna tingkahku kan?" Ku tatap mata hijaunya. "Tidak ada hubungannya. Ia hanya menjalankan sunnatullah." Hutan kecil terus bergoyang berharap abu Merapi luruh. Namun tetap sia-sia. Abunya masih lekat menetap.

Tidak ada komentar: