Senin, Mei 03, 2010

Menunggu mu. . .

Angin berdesir membelai kerudungku yang menutupi setiap helai rambut. Berkali-kali mengereyitkan dahi karna menahan luapan segala rasa agar tidak larut dan mengacaukan segalanya. Langit diatas kepalaku tidak lagi dipenuhi bintang yang menemani sang bulan. Malam membawa rintik hujan yang sebagian sudah membasahi jalan setapakku. Aku hanya bisa menarik napas panjang, kembang kempis menahan sesuatu. Titik hujan yang jatuh mengaburkan bayangmu perlahan. Hujan deras tanpa kilat. Angin kembali memainkan kerudungku. Kedua lenganku hanya bisa memeluk diri. Aku menggigil, tangan kananku berusaha menyeka air hujan yang jatuh di pipi. Mungkin aku sudah kelelahan menunggu seseorang yang berjanji akan menemuiku. Menunggu hamburan kata dari hujan yang bercerita tentangmu. Kakiku mulai kesemutan, tanganku kaku, mulutku pun terasa beku. Aku tidak bisa mendengar suaramu lagi, tidak bisa bercerita tentang keluarga, pekerjaan dan hari esok. . . Aku menunggumu, tahukah kamu aku pernah kecewa dari seseorang yang pernah ku tunggu. . . Tahukah kamu, aku menunggu mu bukan sekedar angin lalu.. .