Minggu, Mei 09, 2010

Catatan Museum...

Sabtu pagi masih gelap, handphone berkaret saya berteriak-teriak membangunkan saya yang tertidur nyenyak... "Cepat bangun kita taklukan tiga museum hari ini." Meski masih terasa berat membuka mata tapi semangat untuk menaklukan museum tidak goyah... My pap Primus Ayah saya yang pertama kali memperkenal museum kepada saya, sejak masih sekolah TK. . . Waktu kecil Museum yang pertama kali saya kunjungi adalah Museum Zoologi alias Museum beulawo *serbuk berwarna biru yang digunakan untuk mencuci baju, fungsinya seperti pemutih pakain.* Entah kenapa disebut Museum beulawo. . . Menurut Ayah saya gedung Museum zoologi itu dulunya di cat warna biru seperti serbuk beulawo itu makanya disebut Museum beulawo. Sebulan yang lalu saya kembali mengunjungi Museum Zoologi Bogor...Museum yang didirikan oleh Dr.J.C Koningsberger pada bulan Agustus 1894. Tidak ada yang berubah seperti pertama kali saya berkunjung kesana waktu kecil. . . Museum ini merupakan pameran ilmiah dari berbagai jenis fauna. Jumlah binatang yang dipamerkan sekitar 2.000 jenis binatang disajikan dalam 75 kotak dan 60 vitrine. Ikan gergaji yang ada dalam ingatan saya masih tergantung di langit-langit. . . Kerangka ikan paus biru (Balanoptera musculus) yang terbesar di Indonesia. Masih berada di bagian belakang Museum sedikit berdebu. . .*saya sempat bersin-bersin disana.* Dua minggu setelahnya saya berkunjung ke Museum bank Indonesia, di bangun pada abad 17 ini, dulunya bangunan rumah sakit(ziekenhuls). Gedung ini digunakan oleh De Javasche Bank antara tahun 1910 dan 1935 gedung direnovasi. Sesudah Indonesia merdeka gedung ini di pakai oleh Bank Indonesia dan sekarang menjadi Museum Bank Indonesia, museum ini menyajikan perbankan Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat ke nusantara sampai terbentuknya Bank Indonesia di tahun 1953. Memasuki museum ini tidak di pungut biaya*gratis.* tapi penyajiannya dikemas dengan memanfaatkan teknologi modern dan multimedia, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma dan diorama. Sungguh sudah sangat modern untuk museum. Ada juga fakta dan koleksi benda bersejarah sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti koleksi-koleksi uang numismatik pada masa kerajaan-kerajaan nusantara. Koleksi Uang rupiah dari jaman dulu tersimpan di museum Bank Indonesia. Sore hari kembali ke pelataran Museum fatahillah yang selalu ramai dikunjungi setiap weekend... Bangun di sabtu pagi.. "Sipp... ada waktu luang untuk bersenang-senang... Kapan lagi." *begitu sms yang dikirim dari kamo di pulau itu.* Bersenang-senang di waktu libur bekerja dan saat ini kesenangan saya adalah Museum.. Meluncur dengan bis 44 jurusan ciledug-senen... Jalan ciledug raya yang macet tak menyurutkan semangat saya. Turunlah saya dari bis di Jalan merdeka barat tepat jam 9.15.. Saya langsung berjalan kaki menuju Museum gajah yang lumayan jauh apalagi harus berjalan sendirian. Sampai di depan Museum gajah. . .Mana teman-teman saya yang berjanji akan bertemu ditempat ini. Hoalaah. . . Setelah membaca sms masuk. Ternyata teman-teman menunggu saya di Tugu monas bukan di museum gajah.*gubrakk* Terpaksa harus Putar balik dengan kaki saya yang sama menuju tugu monas. .*hufft* Mandi keringat *Spa gratis.* gara-gara jalan kaki yang lumayan cukup jauh,seorang diri pula tapi tetap masih bisa tersenyum waktu kru tv One ngajak kenalan. Salah satu dari mereka mengaku teman kuliah saya. "saya anak maritim. . . Emang situ anak maritim juga?" begitu kata saya dengan muka andalan *muka oneng.*:-) Orang yang saya ajak ngomong gak kalah oneng mukanya.*hehehehe.* Lanjut lagi jalan kaki sambil lalu meninggalkan kru-kru tv One yang di buang sayang... Sampai di pintu loket tugu monas... "Mahasiswa ya..berapa orang?" tanya si penjaga loket. "bukan mahasiswa, satu orang." sahut saya. Harga tiketnya Rp.2500 tapi saya membayar Rp.3000.*sengaja tidak mengambil kembaliannya.* Berhasil... Berhasil... Waktu saya menemukan teman-teman yang sudah menunggu saya. Monas menjadi ikon kota Jakarta dengan sedikit taman berharap menjadi paru-paru di tengah kota yang padat populasi dan polusinya. Monas dibangun pada bulan Agustus 1959. Pada tanggal 17 agustus 1961 Monas diresmikan oleh presiden Soekarno. Monas dibangun setinggi 132 meter dan berbentuk lingga yoni, seluruh bangunan dilapisi marmer. Dan target saya adalah menuju puncak tertinggi monas. Dimana di bagian puncak terdapat lidah api yang tingginya 17 meter dan berdiameter 6 meter, berat 14,5 ton. Lidah api dilapisi emas seberat 45kg. . .*semua angkanya berhubungan dengan hari kemerdekaan.* Untuk mencapai puncak tertinggi monas naik lift sekitar 3menit.*beli tiket terlebih dahulu sebelum mengantri naik lift... Tiket dewasa Rp.7500. Berada dipelataran puncak Monas bisa melihat gedung-gedung pencakar langit di Jakarta bahkan kalau udara cerah bisa melihat gunung Salak di Jawa barat dan kepulauan seribu. Ketika saya melihat ke arah utara entah kenapa yang terbayang oleh saya adalah tsunami, karna saya dapat melihat laut dari puncak tertinggi monas. Berlanjut ke Museum Nasional di Jalan medan merdeka barat. Museum nasional atau museum gajah di dirikan pada tahun 1778... Kenapa disebut Museum gajah? Karna di depan museum nasional terdapat patung gajah.*anak Tk juga tau itu mah.* Ternyata sejak dihadiakan patung gajah oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand di tahun 1871 makanya dikenal dengan sebutan Museum gajah. *bersambung karna pk hp postingnya.*

4 komentar:

Saint Shiryu mengatakan...

Holaa...ga ada updatenya neh di blog gw jadi ga tau kalo ada yang baru?!

S. Woelan Achmad mengatakan...

Saya jg gak tau knp bs begitu?pengaturan'y kali y?:-)

Saint Shiryu mengatakan...

jadi museum mana lagi yg kita rambah??

S. Woelan Achmad mengatakan...

Satria mandala, lubang buaya. . . Asia afrika. .