Kamis, Desember 03, 2009

Ough !!!

Ough....!!!
"Toloooooong.... Rul.... Sakit.... Ough !!!."
"Tahan Rel... Sabar... Tahan rasa sakitnya."
Aku berteriak sekencang-kencangnya. Saat Pak haji meniupkan hembusan napasnya ke arah mataku yang terasa seperti butiran-butiran pasir masuk kedalam, perih dan pedih membuatku tak bisa melihat. Sambil berusaha mengucek-ngucek mata tapi sakit itu tidak mau pergi, kegelisahan menyelimuti jiwa.
aku berteriak dan meronta-ronta. Tangan kuat fahrul saudara kembarku tetap memegangi tubuh yang merintih kesakitan. lalu pak Haji memberikan segelas air putih dan menyuruhku meminumnya.
"Racunnya sudah menyebar ke seluruh tubuhmu." Ujar Pak Haji.
perlahan aku mencoba minum air putih, dalam sekejap rasa sakit di mataku hilang, perasaan mejadi tenang. belenggu itu telah pergi dari tubuhku.
"Ini jamu yang harus kau minum untuk menghilangkan racun di tubuh mu." Pak Haji memberikan bungkusan yang berisi jamu, Fahrul mengambilnya.
"Makasih Pak Haji." KAtaku pelan.
Aku tidak tahu nama lengkap Pak haji, yang au tahu beliau bisa menyembuhkan orang-orang dari ketergantungan obat terlarang melalui jamu-jamu yang harus di minum dan hanya di tebus dengan uang sekedarnya bahkan gratis.begitu gencarnya pak haji dalam memberantas narkoba, sampai kadang beliau mencari sendiri pasiennya untuk di obati dengan car menangkapi para pemakai narkoba seperti aku. Tapi aku berada disini bukan karena tertangkap olehnya. Fahrul saudara kembarky itu yang mengajakku kemari untuk di obati dan terlepas dari kekangan obat terlarang.
Aku dan Fahrul memang dilahirkan kembar dari keluarga keturunan Arab. Aku menghirup udara selang beberapa menit setelah Fahrul lahir, karena kami kembar identik maka akan sulit untuk membedakan satu sama lain. tetapi tidak dengan kepribadian kami yang sangat bertolak belakang.
Aku seorang yang tidak pintar dan banyak bicara, mudah bergaul, tidak punya tanggung jawab pada diri sendiri dan Fahrul ysng lebih pendiam,serius, bertanggung jawab, pintar dalam segala hal, dan selalu siap membantu jika aku dalam kesulitan.
"Kami pamit PAk Haji."
"Fahrul.... Jaga Fahrel, bantu dia untuk sembuh." Pesan Pak Haji.
perlahan aku dan Fahrul meninggalkan rumah Pak Haji, berharap pengobatan alternatif ini dapat menyembuhkan dan tidak sia-sia. Sebelumnya aku sudah pernah di bawa di bawa ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) tapi setelah keluar dari sana aku kembali mengkomsumsi obat-obatan itu.
Sudah tiga tahu hidupku hancur, tidak memperdulikan diri sendiri, keluarga, bahkan tidak pernah berkeinginan untuk berpacaran, aku hanya peduli kapan bisa 'Pakaw' lagi. lagi dan lagi.
Aku seperti hidup di duniaku sendiri. Ya hanya itu yang ada dipikiranku. Ini terjadi setelah Fahrul mendapatkan pekerjaan di luar kota dan meninggalkan aku sendiri. sebagian jiwaku pergi jauh, aku tidak hidup terpisah dari Fahrul, karena aku sangat tergantung padanya. Fahrul yang selalu mengingatkan aku utnuk berhati-hati bergaul, tapi kembaran ku itu tidak ada bersama ku saat aku mengalmi keterpurakan karena tidak mendapatkan pekrjaan sepertinya. aku hanya bisa bantu-bantu di bengkel milik Ayah, bebas bergaul tanpa ad yang mengingatkan aku lagi bahwa aku sudah berada di jalan yang salah dan saudara kembar ku sibuk dengan pekerjaannya.
Aku tidak lagi ketergantungan akan Fahrul tapi malah ketergantungan dengan