Sabtu, Desember 05, 2009

Cerita tentang Ayah

Awal pagi di bulan Febuari.... aku masih trauma dengan kejadian kemarin sore di bis metro mini. Ayah akan mengantarku dulu sebelum berangkat mengajar. Aku akan sedikit bercerita tentang Ayahku Ayah bernama lengkap Agus Setiawan seorang guru honorer yang mengajar di sebuah STM swasta di Jakarta. Di tahun 2002... saat departemen pendidikan nasional membuka lowongan pekerjaan menjadi pengajar honorer di tempat terpencil seluruh Indonesia.salah satunya menjadi guru SMP negri di pulau Utung jawa, kepulauan seribu. Tapi ketika akhirnya di terima menjadi pegawai honorer Ayah dihadapkan pada satu di lema. Berhenti mengajar dari STM dan berkonsentrasi penuh di SMP negri Untung jawa atau membagi hari-hari diantara kedua sekolah tersebut. Akhirnya Ayah mengambil keputusan. senin sampai rabu mengajar di darat, kamis dan jum’at mengajar ke pulau. Dari situlah Ayah bisa memberi makan keluarga dan bisa mengabdi di pulau terpencil.Ayah pernah bilang begini kepadaku.ada tantangan yang ngga di dapatnya ketika mengajar di darat.“Kalo bisa mencegah anak STM berkelahi, nah itu baru guru STM yang sukses.” Tapi saat mengajar anak pulau Ayah ngga tahu sama sekali bagaimana menghadapi mereka. Anak-anak pulau cenderung malas dan kurang motivasi. Di pulau Untung jawa tingkat keberhasilan seseorang di ukur oleh besarnya kapal-kapal ikan dan banyaknya perabotan elektronik yang di milikinya. Punya kulkas, televisi rasanya lebih terhormat dibanding memiliki ijazah SMA.Aku bangga sekali sama perjuangan Ayah.biar pun bayaran seorang guru honorer ngga seberapa.tapi menurut Ayah ilmu yang di dapatnya selama kuliah dulu lebih berguna selama mengajar di pulau Untung jawa. Ayah selalu bilang gini “ Lakukan sesuatu dengan ikhlas.” Kebetulan Almarhumah Ibu juga seorang guru tapi Ibu hanya mengajar di SMP negri Jakarta. “Kok belum berangkat Miy?” Mona mengejutkanku yang lagi bengong sambil sarapan.“Lagi nunggu Ayah…”“Tumben amat… Biasanya ngga pernah mau dianterin.” Sahut Mona yang ikutan sarapan dengan roti dan susu buatan Ayah.“........ “ Aku ngga menyahut Cuma sibuk melihat keluar jendela rumah. Awannya masih terlihat mendung padahal udah semalam suntuk hujan deras. Kalo naik motor dibonceng Ayah bisa basah kuyup nih. “Miya pake Jas hujan nih…” Pinta Ayah. “Harus di pake sekarang ya Yah?”“Iya… siap-siap biar nanti kalo turun hujan di jalan kita udah pake jas hujan… Sedia payung sebelum hujan.” Aku menuruti apa yang di minta Ayah. Ternyata benar di tengah jalan tiba-tiba turun hujan deras. Aku jadi kasihan melihat Ayah yang habis mengantarku kehujanan. Mudah-mudahan Ayah ngga apa-apa, jangan sampai sakit gara-gara kehujanan. Untuk Ayah terhebat di dunia.... Potongan cerita tertimbun Twul dari All About Miya.... @Rmh KeOng