Rabu, Januari 16, 2013

Bukan sekedar mendaki gunung..

Untuk apa mendaki gunung ? "GAK TAU."
Itulah jawaban saya yang pertama kali terucap ketika ditanya oleh orang. Bahkan dokter sempat melarang saya untuk naik gunung karena penyakit sinusitis yang saya derita.

Sangat sulit untuk saya jelaskan kepada mereka yang bertanya. Entah kenapa meskipun pada saat mendaki rasanya sangat malas sekali dengan ransel berat beban serta baju dan alas kaki yg kotor bercampur lumpur, belum lagi sinus saya yang tidak pernah bisa bersahabat dengan udara dingin, terlebih di gunung. Tapi kenapa saya ga memilih dirumah saja nonton tv, tidur di kasur yang nyaman, terhindar dari panasnya siang dan dinginnya malam. Malah bukan mustahil kata-kata sinis yang keluar dari mulut mereka,sambil berkata ngapain naik gunung ? jalan berpuluh kilo sudah sampai puncak terus turun lagi.
Terlebih lagi pandangan dari orang-orang terdekat yang berpikiran negatif terhadap dampak kegiatan ini, ketika menyinggung soal kematian yang memang kelihatannya lebih akrab pada orang-orang yang bermain dialam bebas. Jika harus terjadi maka jadilah, jika harus mati maka matilah, jika harus kini maka sekaranglah. Kematian digunung hanyalah satu dari sekian suratan takdir.



Ada banyak luka ditangan, ada kelelahan dikaki, ada rasa haus dikerongkongan, ada tanjakan yang sepertinya tidak ada habis-habisnya. Namun semua itu menjadi tidak sepadan dan tidak ada artinya ketika sudah ,menginjak ketinggian. Puncak gunung menjadi puncak dari segalanya. Puncak rasa takut, puncak rasa lelah, puncak rasa haus, tapi semua itu sirna bersama dinginnya angin pegunungan. Tapi apapun ketakutan yang saya lihat, rasakan dan alami semuanya harus disyukuri karena serius saya banyak belajar untuk lebih mengenal kehidupan. Ketakutan yang menenggelamkan, keberanian yang menyelamatkan.

Ah, saya selalu begini, bertele-tele!

Lanjut..apa yang membuat saya selalu dihadapkan suatu kerinduan ‘kapan mendaki lagi atau naik lagi?”. Bagi saya gunung itu mengajari banyak hal tentang kesabaran, kesederhanaan, pertemanan, kekeluargaan, berfikir, berproses, berbuat, menabung dan ibadah juga. Mendaki adalah kegiatan yang tidak spesial, kasar, kotor dan apa adanya, tidak banyak yang ditawarkan kecuali ajakan untuk tidak menyerah pada keadaan, ajakan untuk selalu bersyukur atas apapun kita sekarang ini lalu menggunakannya sebagai bahan bakar untuk mencari apa yang sejatinya saya cari, kebahagiaan, hidup itu sekali mati itu pasti bisa jadi nanti atau setelah ini. Teruntuk kawan-kawan yang memilih gunung semeru sebagai pendakian pertama KALIAN LUAR BIASA. U are Rock guys!!!

Tidak ada komentar: