Minggu, Agustus 03, 2014

PENCULIKAN PALING SYAHDUUUUU.....

Hai, laki-laki penikmat kopi hitam. Terima kasih untuk penculikannya kemarin, palekk syahhduuu begitu saya memanggilnya. 

Saya menyukai kebersamaan-kebersamaan kita 

Saya menyukai saat kita jalan kaki menyusuri kota si bona tanpa tujuan. 

juga jalanan rusak menuju teluk yang bikin bokong kapalan. 
Saya menyukai saat waktu itu kamu duduk di samping dan tertidur pulas di kapal saat perjalanan pulang. 

Saya menyukai banyak hal 

apa-apa yang kita obrolkan. 


Menyukai saat tiduran di pasir pantai, cahaya bulan purnama, sayup sayup suara ombak plus lagu regee. Seperti di film-film. 
perkara-perkara ya membuat dahimu berkerut 

kadang saya ingin memintamu untuk tidak banyak berfikir, tapi urung. 

Bila saja saya bisa mendengar detak langkahmu 


Sedangkan detak langkah sendiri tidak mampu saya dengar 

percayalah saya sedang melebur dalam lamunan 

melamunkan kamu yang terlalu syahhhduuuu. 

Saya menyukai saat kita diam 

Saat kamu sibuk mematu
t-matutkan wajahmu ke layar ponsel 


Saya menyukai saat itu. saat saya bisa diam-diam mencuri pandang pada ujung hidung mu.


Saya menyukai saat kamu panik ketika kita nyasar

Saya menyukai saat kamu bilang : "neng turu.. Turu neng.


Malam itu hari ke lima selepas pulang dari teluk, sebenarnya waktu sudah ada yang berteriak-teriak meminta saya untuk pulang.


Makanya saya bilang : "besok kita pulang saja."


Saya memilih tidak ikut waktu kamu di culik untuk makan durian.

Bagian dari tubuh saya sudah meminta untuk merebahkan seluruh badan. 


Pinggang malam itu rasanya sudah panas.


Mata? Hati? Sudah-s
udah. Semuanya sudah pada puncak kelelahanya.

Kali ini sudah tanpa terpaksa, tetapi penasaran. Kamu, yang seisi kepalamu penuh dengan hal-hal yang tidak banyak saya tahu.


Malam itu di teluk, saya menikmati, apa-apa yang kamu sajikan. Api unggun, Cerita yang hangat, lengkap dan penuh teka-teki. Yang membuat saya bolak-balik mencari kebenaran atas apa-apa yang kamu ceritakan. Isi kepalamu, serupa buku tanpa judul.


Saya juga menikmati saat-saat di mana asap rokok yang saya benci menjadi teman karena kamu yang membakarnya.


Ceritamu tentang tempat-tempat indah yang tidak habis-habis, dan pertanyaan saya yang beruntun terus menerus, membuat satu jam-dua jam tidak pernah cukup untuk kita. Saya membenci waktu ketika saya mulai gelisah memperhatikan waktu. Saya benci ketika saya tahu, saya harus pulang. Saya benci, ketika saya harus menghentikan penculikan paling syahduu ini.


Jika kamu menyukai kebersamaan-kebersamaan kita, maka saya sangat menyukai ketika kamu meleburkan diri dalam lamunan untuk sekedar melamunkan diri saya yang terlalu banyak bicara dan tidak henti bertanya. 


Dan jika kamu, sekali lagi, jika kamu menyukai kebersamaan kebersamaan kita, maka saya membenci perpisahan yang kita buat sendiri dari pertemuan-pertemuan lagi.

Maaf, hari itu ketika membuat mu merasa tidak enak berada di posisi antara saya dan dia. di hari terakhir dimana penculikan paling syahdu berakhir.


Tertanda, saya.


Seseorang yang terus penasaran, bagaimana sih sebenarnya kamu kepada saya? Selalu menyenangkan, selalu membuat saya tenang ketika menatap mata syahdu mu.


Dan saya menghitung jumlah puntung rokok yang kamu kantongi di saku flanel mu. 

Tidak ada komentar: