Selasa, Agustus 26, 2014

MAAF

Secangkir coffee mocca di depanku masih belum kusentuh. Jemariku bermain diantara tombol telpon genggamku. tetes hujan mulai bosan memercik di kaca kafe, dimana kamu dan aku masih terkubur dalam diam.

Aku sesekali melihatmu, raut muka yang ku hapal seperti sedang memikirkan sesuatu. Aku disini denganmu, tapi lamunanku terbawa pada dia yang merajai hati tanpa gema dan sebuah kecup kening sebagai penyempurnanya. pergantian tahun di kota Jogja  yang kebanyakan orang bilang menggapai cinta disana, namun kamu justru melepasnya. Ah ya, kita.

"Aku melepasmu untuk dia, semoga lengkung pelangi di wajahmu tetap tercipta, walau bukan untukku. aku gak mau, aku ada ditengah kebahagian kalian, promise I'll be happy for you guys."

Ucapmu memecah lamunanku. Kalimat darimu yang menjadi sebuah tamparan untukku. Tamparan karena telah membagi perasaanku dengan orang lain. dan dia, lelaki lain itu justru mendapatkan tempat yang berlebih dihatiku, dibanding dirimu, lelaki yang seharusnya berhak atas keseluruhan dihatiku.

"Maaf, aku udah berusaha buat jaga perasaanku, tapi aku ga bisa lagi. I love him more than I've loved you. But are you sure about it? are you insane or something?"

Aku yang mencintai lelaki lain, lebih dari aku pernah mencintai kamu saat kamu masih menjadi alasan atas segala perasaanku.Ditengah rasa yang seharusnya aku merasa bersalah, ada sedikit rasa bahagia untuk imajinasi cinta yang tercipta bersama dengannya, lelaki lain itu. Kau tahu betapa arogannya aku bukan? bahkan mungkin dewa dewi cinta dengan mudah mengutukku dari atas awan sana dan memang sudah seharusnya.

"Iya, kamu bisa bilang aku bodoh untuk ngelepasin kamu. Tapi aku lebih bodoh lagi memaksakan kamu tidak bahagia denganku.Masalahnya bukan ada atau tidaknya kamu disisiku, tapi ada atau tidaknya kebahagian yang aku ciptain buat kamu."


Ucapan mu harusnya membuatku tersadar bahwa mungkin Tuhan tidak menciptakan orang dengan hati yang sama seperti dirimu lagi untukku. Bahwa mungkin, Tuhan tidak memberikan lelaki yang sama sepertimu untuk kedua kalinya.

"I can't be good enough to give you a happiness and really want you to be happy, even I'm not the part of it.'"

For a God's sake, lelaki macam apa kamu???
Ketika aku meninggalkan mu untuk memilih lelaki lain yang menjadi jawabanku untuk cinta. Kamu tetap berada disana, ditempatmu mencinta dengan setia. Bukankah ini tidak adil ketika kamu bersedia menunjukan semesta cinta dan aku sama sekali tidak peduli melihatnya?

Kamu bodoh, namun aku masih lebih bodoh, untuk tidak melihat mu yang telah menghujaniku ribuan cinta, untuk tidak sedikitpun peka atas semua serpihan luka yang kamu rasa.


Teruntuk kamu yang hatinya tercipta dari ribuan doa para malaikat surga, pernah kuherankan berapa lama Tuhan habiskan waktu menciptamu, saat lapisan langit serta semesta raya memuja.

Maaf, mungkin hanya kata itu yang pantas berada di atas semuanya.

Maaf...

Tidak ada komentar: