Kamis, Juli 05, 2012

Untuk pria yang berumah di awan.

Dear Gie...
Malam tadi saya bermimpi tentang mu.... Mimpi tentang sosok yang penuh kontradiksi, tentang seseorang yang serius, banyak baca buku, senang diskusi dan debat tentang segala hal, mulai dari politik sampai film-film serius. Betah nongkrong di kampus, 'ngomong jorok', dan nonton film blue tanpa judul.
Gie... Sebenarnya kamu itu sama seperti pria lainya, tapi kamu seorang pria luar biasa, cerdas, brilian, jujur, dan terbuka. Seorang idealis yang murni, dengan perasaan keadilan yang tajam, kecintaan mu terhadap alam, kegemaran mu mendaki gunung membuat saya semakin memimpikan mu. Sungguh "suatu manusia yang berjiwa bebas dan berumah di awan."

Gie... Saya ingat di mimpi saya yang lain kamu berkata ini pada saya : "Kamu tahu wul, saya kadang berpikir mengapa saya harus selalu menjadi orang baik? Sometimes I just want to be my self. Saya tidak perduli dengan basa-basi. Saya pikir sekali-kali orang lain juga harus mengerti saya. Mengapa harus selalu saya?" Semenjak itu saya tidak pernah berhenti untuk menjadi diri sendiri. Karena kamu mengajarkan saya untuk terus menjadi diri sendiri. Untuk tidak takut akan kesendirian.

Gie... Dua minggu yang lalu saya pergi ke Semeru sendirian, hanya untuk ziarah ke tempat dimana kamu tertidur panjang di sana.. Gas beracun dari kawah Jonggring Seloko di puncak Mahameru itu membunuh mu sayang. Saya benci ketika harus menerima kenyataan itu, kenapa manusia seperti mu ditakdirkan mati muda. Kamu harusnya menemani saya mendaki gunung, dan saya tidak perlu teriak-teriak ngotot meminta izin kepada petugas TNGBTS untuk terus naik ke puncak Mahameru. Saat itu saya berada di pos Kalimati dan saya bilang begini : "Tolong saya pak, pacar saya meninggal di puncak sana." Dengan sedikit muka memelas tapi penuh semangat. "Demi pacar saya pak.. Boleh ya saya mendaki sampai puncak." Jika kamu berada disana dan menyaksikan itu pasti kamu menertawai saya. Akhirnya petugas itu mengizinkan meski hanya sebentar, meski hanya bisa menyentuh mu dalam kenangan yang berupa prasasti... "Sayang, saya sangat merindukanmu." Bisik saya lirih.

Gie... Air mata saat itu tidak tertahan lagi, saya terisak sambil teringat kutipan kata-kata mu :" Aku ingin mati di sisimu..Setelah kita bosan hidup & terus bertanya. Tentang tujuan hidup yg tak satu setan pun tahu."

"Dek... Kalau boleh tahu siapa nama pacar mu?" Tanya petugas TNGBTS.

"Soe Hok Gie.. Pak, Gie meninggal tanggal 16 desember 1969 satu hari sebelum hari ulang tahunnya." Petugas itu nyengir. Entah apa yang ada dipikirannya tapi saya berterima kasih kepadanya.

Gie.. Jangan murung ya disana,, nanti juga kita bertemu hanya saja kamu pergi lebih dulu...


«Salam cinta, Rock and Roll untuk kamu kekasih yang tidak pernah bertemu.

Tidak ada komentar: